16 September 2011

True story about my parents :')

Menurut saya sih cerita ini sangat mengena ya. Mungkin karena orangtua saya sendiri yang mengalami. Jadi lebih kerasa gitu. Ini sebenarnya cerita gimana orangtua saya ketemu. Saya suka kisahnya. Ini menunjukkan kalau memang JoHan, Jodoh di tangan Tuhan. Hehehe.

Saya tau cerita ini dari nenek saya (ibunya ibu saya). Saya yang nanya gimana sih proses ketemunya papa sama mama.

***

Ayah dan ibu saya sama sekali tidak saling mengenal sebelumnya walaupun sempat tinggal di satu kota yang sama, Pamekasan-Madura. Tapi ibu saya pindah ke Surabaya saat masih kecil. Jadi ya memang tidak saling kenal.

Ayah saya adalah Don Juan pada masa mudanya. Dengan paras yang tampan dan tingkah laku yang supel dan humoris, tidak salah jika banyak teman-teman wanita beliau yang mendekat. Yap, ayah saya terkenal pacarnya banyak pada masa mudanya. Dan itu ditegaskan berkali-kali oleh saudara-saudara ayah saya. Hahaha.. iya-iyaa om tantee.. Dila percaya :)))

Rupanya ibu saya tidak jauh berbeda. Maksudnya, bukan pacarnya banyak juga. Tapi yang naksir banyak. Beliau merupakan seorang pribadi yang ramah, seorang penyiar radio dan penyanyi cilik pada eranya. Sering nyanyi di TVRI Surabaya kata nenek (aku juga jago nyanyi ma! di tempat karaokean tapi. ehehehek ~)
Beliau aktif juga pada setiap acara kampus, pintar dan berprestasi. Komplit lah pokoknya! (engh... beda banget sama gueh -__-" )

***

Ayah saat itu mengambil pendidikan di IPB Bogor dan ibu di UNAIR Surabaya. Dari situ saja sudah dapat dilihat bahwa tidak mungkin mereka bisa saling mengenal kecuali dengan campur tangan dari Tuhan. Dan yaa, yang namanya jodoh gak bakal lari kemana ya.

Setelah lulus, ayah mengambil pekerjaan yang mengharuskan beliau untuk keluar pulau Jawa. Lebih tepatnya ke pulau Sumatera. Kakek (bapaknya ayah saya) sempat ketakutan. Takut kalau ayah mendapat istri dari bukan orang Jawa. Katanya takut gak pulang-pulang (emangnya dulu udah ada lagunya Bang Toyib ya? gak pulang-pulang. teheeehee~). Lalu keluarga ayah berinisiatif untuk mencarikan ayah seorang istri orang Jawa.

Nah, salah satu kerabat ayah mencetuskan ide untuk mengenalkan ibu ke ayah. Jadi ceritanya begini, kerabat ibu saya yang berada di Pamekasan kenal dengan kerabat ayah yang di Pamekasan juga. Alhasil, setelah ibu ditanya apakah mau dikenalkan, ibu hanya menjawab, "Ya, gak papa. Toh hanya berkenalan kan. Berteman. Apa salahnya menambah teman." (jawaban yg sangat diplomatis mama! :* )

Kerabat ibu saya lalu mengirimkan foto ibu ke ayah yang saat itu berada di Medan. Pada saat itu, nenek (ibunya ibu saya) bertanya kepada ibu apakah beliau yakin? Medan itu jauh. Medan itu pelosok pulau (pada masa itu, infrastrukturnya belum sebagus sekarang). Ibu saya hanya menjawab, "Ya kalau dia memang jodohku, ya tidak apa-apa."

Pada suatu malam, ibu bermimpi. Kata nenek, mimpi ibu bercerita kalau beliau bertemu dengan seorang pria. Beliau tidak tau dan tidak mengenal siapa pria itu. Beliau tidak pernah bertemu dengan pria tersebut sebelumnya.

Beberapa hari kemudian, datanglah surat balasan dari ayah. Ayah mau dan ingin mengenal ibu lebih lanjut. Di surat tersebut terdapat pula foto ayah. Dan pada saat ibu melihat foto ayah, beliau kaget. Pria dalam mimpinya itu sama persis dengan foto ayah. Subhanallah! :')

Ibu yakin ayah adalah jodoh untuk ibu. Begitu juga dengan ayah. Pada suatu hari, ayah pergi ke Jawa dan mengunjungi ibu. Niatnya hanya bersilahturahmi dan berkenalan lebih lanjut. Namun kakek (bapaknya ayah saya) dan beberapa kerabat ayah ingin segera disahkan alias dinikahkan. Hahaha.. Jadinya, beberapa hari ayah mengambil cuti dari pekerjaan untuk menikah dengan ibu. Ayah dan ibu memang sudah merasa bahwa mereka berjodoh. Perkenalan hanya melalui surat, foto dan insting. Hehehe..


"Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat: 49)

3 komentar:

Yudha Nenggala mengatakan...

Waah.. saking niatnya ya buat nerusin jalan hidup PaMa..?! Sampe-sampe ditulis juga di blog.. Hohoho.. :D

hello yellow! mengatakan...

nerusin jalan hidup? ahh biasa aja kali haha. cuman pngn sharing aja ini. layak untuk ditulis soalnya *halah:p

Ganggaya mengatakan...

Sebelum melihat sudah termimpikan! Deja vu kah? Jodoh memang benar-benar gk bisa ditebak.. Tuhan yang berhak menuntun sembari kita berharap dan berusaha