19 Oktober 2012

Tentang Sebuah Mimpi

Saya terinspirasi untuk menulis impian saya bersama pasangan kelak setelah membaca tulisannya Journal Kichan. Sebelumnya semuanya hanya ada dalam otak dan rasanya ada perasaan malu jika disharingkan di sini. 

Tapi kata salah satu teman saya, justru ketika menuliskan di blog dan dibaca orang banyak, pasti akan ada beberapa yang meng-Amin-i. Semakin cepat terkabul, bukan. Hmm.. iya juga sih. Yaa, setidaknya akan banyak yang ikut meng-Amin-i :)

***

Saya adalah seseorang yang addict dengan travelling. Menurut saya, romantis adalah punya pasangan yang sama-sama hobi travelling. Hehehe :p

Saya bermimpi saya dan pasangan akan berpetualang mendaki gunung. Setidaknya ortu akan tenang karena bepergian dengan suami hahaha. Kami berkemah dan bermalam di Ranu Kumbolo. Dan menikmati indahnya matahari pagi Ranu Kumbolo sambil menyesap coklat hangat. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju Mahameru, Puncak dari Semeru. Bersusah-susah bersama, mendaki bersama. Dan saya pasti akan menangis terharu ketika sudah sampai di puncak. Bergidik merinding melihat keindahan alam yang Tuhan ciptakan. Berucap syukur dan berdecak kagum dengan suami. Indahnyaa :)

Saya lebih senang bepergian ala backpacker. Saya ingin menamatkan seluruh pelosok di negeri ini. Mulai dari Aceh dengan Tugu Nol Kilometer di Sabang hingga Raja Ampat di Papua yang sangat indah sekali. Menaiki kereta api, melihat hamparan sawah sambil bersandar di pundak suami. Nyasar bersama saat mengendarai sepeda motor berkeliling di Bali. Jalan kaki bergandengan tangan menikmati pantai di Bangka Belitung. Menemukan semua keindahan yang Tuhan ciptakan bersama pasangan.

Saya juga bermimpi, di suatu hari minggu yang senggang, saya dan pasangan akan berkeliling-keliling kota mengendarai vespa. Berkeliling di kota tua. Menikmati keindahan arsitektur kuno dan mengabadikan setiap bangunannya.

***

Rumah impian saya ada dua jenis tipe yang berbeda. Saya menyukai rumah dengan arsitektur kuno yang mempunyai teras yang luas. Mungkin karena saat kecil keluarga saya tinggal di rumah-rumah dinas dengan arsitektur khas Belanda. Kuno sekali. 

Di halaman tersebut, akan saya tanam dengan berbagai macam pepohonan buah-buahan dan bunga-bunga. Pada saat musim panen kelak, buah dapat dipetik langsung. Fresh from the trees :D
Di halaman tersebut, akan saya letakkan beberapa kursi untuk bersantai di sore hari. Bersama anak-anak bermain di halaman sambil menunggu suami pulang. Dan ketika teman-teman datang, kami dapat melakukan pesta kebun bersama. Hmm.. menyenangkan :)

Tipikal rumah satunya agak kontras dengan rumah sebelumnya. Saya suka dengan rumah modern gaya urban yang menggunakan material alam dan unfinished. Seperti penggunaan material semen dan kayu yang kemudian difinish seperti tampak usang/unfinished. Saya menyebutnya "Rumah Down To Earth".

Rumah urban yang tidak terlalu besar namun memiliki halaman yang cukup luas. Ya, saya suka dengan halaman yang luas dengan pepohonan yang rindang. Akan saya desain rumah urban ini dengan warna-warna yang menyenangkan. Warna-warna netral seperti abu-abu, hitam dan putih yang dipadu dengan warna kontras seperti magenta, kuning, dan tosca. Sofa empuk berwarna terang di ruang keluarga, meja makan unfinished dengan latar belakang dinding berwarna hitam yang kontras dengan lemari pantry yang berwarna coklat. Dinding teras yang unik dengan ilustrasi siluet lampu teras ala London.

Di salah satu sudut rumah terdapat sebuah perpustakaan yang tidak terlalu besar dan ruang kerja yang nyaman untuk saya dengan suami. Ruang kerja yang langsung menghadap teras dengan dinding kaca yang cukup besar. Ketika suntuk, kami dapat merefresh pikiran dengan melihat warna-warna hijau dari rumput dan pepohonan. Ademm...

Rasanya ketika pulang kerja atau travelling dan menemukan rumah yang senyaman itu akan sangat menyenangkan sekali.. Baiti Jannati.. :)

Dear Suamiku di Masa Depan, 
Semoga kita dipertemukan dengan cara yang indah oleh Tuhan. Ini mimpi-mimpiku. Aku tau pasti mimpi-mimpimu lebih banyak lagi. Kita gabung dan kita satukan hingga menjadi sebuah mimpi yang indah.

Dalam tiap doaku, aku selalu mendoakanmu. Dan tak lupa mendoakan diriku sendiri. Sebuah doa agar suatu saat ketika kita dipertemukan, kita telah berhasil memantaskan diri: aku pantas untukmu dan kamu pantas untukku. 

Dear Suamiku di Masa Depan,
Aku selalu berusaha bersabar. Mengira-ngira kapan kita akan dipertemukan. Aku percaya bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan. Dan kamu yang saat ini berada di luar sana, juga percaya suatu saat kita akan dipertemukan. Saat ini, kita hanya bisa berusaha mewujudkan impian kita masing-masing hingga tiba saatnya kita dipertemukan sembari selalu berdoa.

Nanti, ketika tiba waktunya kita dipertemukan, kita telah siap dan pantas untuk menerima satu sama lain.
Insya Allah :)

Selamat malam suamiku di masa depan :)

Tertanda,                     
Istrimu di Masa Depan

Tidak ada komentar: