Seperti yang saya ceritakan di postingan
ini, sudah kelima kalinya saya ke Bali. Bosan? Bisa jadi. Tapi Pulau Bali ini seperti selalu punya magnet untuk menarik saya kembali ke sana. Dari tahun 2007, tahun 2010, 2011, sampai 2012 barusan ini. Bisa dihitung setiap tahun saya ke sana. Walaupun setelah balik dari Bali saya niatkan untuk travelling ke tempat lain, selalu saja ada alasan untuk kembali ke Pulau Dewata ini.
Mulai dari saya ikut rombongan SMP adek saya untuk ikut ke Bali (dengan alasan adek saya masih terlalu kecil untuk dilepas pergi jauh-jauh, jadi kakaknya harus ikut hihihi :p ) di tahun 2007 lalu, kemudian di tahun 2010 untuk pertama kalinya pergi ke Bali - Lombok hanya dengan temen-temen saya -Nabilla, Dede,dan Pandu- (baru kali itu pergi sejauh itu tanpa keluarga) yang sempat saya posting part 1-nya di
sini, tahun 2011 pergi dengan rombongan dari Despro ITS untuk acara ICCI yang saya ceritain di
sini, dan di tahun 2011 yang sama backpackeran dengan travelmate saya si Nabilla yang sedang galau gemalau saat itu, dan yang paling gresss tahun 2012 dengan temen-temen saya yang jumlah anggotanya lebih banyakan dari tahun sebelumnya.
Dan dari tahun-tahun itu pengen saya ceritakan dengan sistem acak. Lompat-lompat pertahunnya. Mulai dari wajah cupu sampai dengan wajah trendi nyahahaha :p
***
Edisi Bali kali ini saya mulai dari kunjungan bulan lalu di tahun 2012 ini. Lebih tepatnya pertengahan bulan September 2012 lalu. Rombongan saya kali ini lebih banyak. Total 7 orang dan yang sudah standby di Bali ada 3 orang. Sebelum saya cerita lebih jauh, mari saya perkenalken dengan rombongan mbolang saya :)
|
Nabilla |
Travelmate saya yang hampir selalu ada di setiap episode Bali dari tahun ke tahun (kecuali tahun 2007).
Teman sekantor dan teman sepergalauan.
Penyuka kepiting Super Gizi dan anti film horor.
Punya peliharaan anjing namanya Lennon.
|
Dika |
Edisi Bali kali ini banyak sekali tertolong oleh keramahan keluarganya si Dika sebagai tuan rumah.
Wajah ramboo tapi hati teddy bear, begitulah gambaran pria satu ini.
Mahir menirukan goyang itik dan olah wajah.
Pemilik Bumblebee, vespa kuning yang unyuh.
|
Dimas Cumi |
Seorang fotografer yang kocak, rame dan supel.
Hape androidnya (yang saya lupa mereknya apa) menjadi andalan selama di Bali.
Hobi nongkrong di kafe dan selalu standby untuk diajak kemana-mana.
Gak mau dipanggil "dek" dalam posisi sedang akan dikenalkan dengan cewek :p
|
Bella |
Seorang model dan presenter stasiun televisi swasta di Surabaya yang gawul dan oke punya.
Rame, heboh dan jago belly dance ala Mulan Jameela.
Punya usaha pembuatan dress yang unyuh-unyuh.
|
Edo |
Doinya si Bella yang merupakan pakar dari obat-obatan.
Paling suweneng ngegodain si Anggit.
Jago casciscus keminggris
|
Dede |
Travelmate saya juga dan muncul hampir di setiap episode postingan Bali (kecuali tahun 2007).
Asli penduduk Bali yang bertempat tinggal di Lombok.
Ceroboh, miss gossip, dan begajulan.
Saat ini bekerja di sebuah konsultan interior di Bali.
|
Gusmang |
Editor dan fotografer sebuah majalah terkenal di Bali.
Doinya si Dede yang punya 2 jenis anjing, Herder dan Pom.
Seorang mahasiswa tingkat akhir DKV ISI Bali
Pemuda asli Bangli, Bali
|
Anggit |
Wanita bertumbuh tinggi bongsor ini paling sering bolak balik Surabaya-Bali.
Senang dengan kegiatan sosial
Tergabung dalam tim Eureka TV ITS
|
Nindy |
Adeknya si Dika.
Jago nyanyi dan mahir casciscus bahasa inggris.
***
Jauh hari sebelum berangkat, saya dan partner in crime saya, Nabilla, sudah membuat list kemana saja kami akan pergi. Salah satunya adalah Padang Padang Beach. Tahun lalu kami tidak sempat mampir ke pantai ini. Rekomendasi itu datang dari dosen kami, Ibu Anggri.
Perjalanan menuju Padang Padang Beach dari Sunset Road (rumah Dika tempat kami menginap) kurang lebih 1-1,5 jam.Jalanan cukup macet, karena rupanya sedang ada pembangunan besar-besaran di Bali. Mulai dari bandara Ngurah Rai yang dipermak menjadi bandara Internasional hingga pembangunan jalan tol dari Nusa Dua-Ngurah Rai-Tanjung Benoa.Uniknya, sebagian jalan tol nanti akan berada di atas laut. Itu disebabkan di Bali tidak diperbolehkan membangun bangunan yang tingginya melebihi tinggi pura. Dan umumnya jalan tol yang berada di kota-kota besar tinggi dan melayang di darat.
Udara Bali saat itu cukup panas terik. Saya sih seneng-seneng aja, soalnya sewaktu saya ke Bali tahun lalu cuacanya sedang mendung dan hujan. Jadi kurang seru kalau mau keliling-keliling.
Padang Padang Beach terletak di antara tebing dan karang-karang. Posisinya yang berada di bawah menyebabkan kami harus turun dari jalan utama. Untuk menuju pantai, kami harus melewati turunan anak tangga di antara tebing karang yang tinggi. Keyeenn! Seandainya Padang Padang Beach ini adalah pantai virgin alias masih perawan, ketika kami harus melewati tangga karang dan melihat pantainya, mungkin kami seperti menemukan surga dunia. Hehehe..
Pemandangan pantai sama pada umumnya. Orang-orang yang membuka tenda dagangan, bule-bule yang berjemur, berenang di pantai, sampai menggunakan perahu boat. Tapi memang ada sudut yang berbeda dari pantai-pantai lainnya. Ada sebuah tebing karang yang bagian bawahnya dapat dilewati. Di sudut tebing terdapat sebuah gua kecil yang di depannya terhampar semacam lumut (tapi tidak licin) berwarna hijau. Seperti menggunakan karpet bulu berwarna hijau cerah! :D
|
Ini nih sudut yang paling ciamik! | | | |
|
|
|
You can see the ocean every day if your house was there =3 |
|
A Small Cave |
|
"Karpet" Lumut |
|
Say "Cheessseee" |
Oke guys, sampai jumpa di postingan berikutnya! :D
Adios!
*sumber foto: Saya, Dika, Dimas Cumi