Well, hari kedua di Bandung. Rombongan kamar saya lengkap sudah.
Resti dan
Uut capcus menuju penginapan setelah mereka tiba di stasiun. Selama menunggu mereka perjalanan menuju penginapan, saya dan
tiza jalan-jalan pagi di sekitaran Dago. Disana ada icon Bandung yang katanya klien kawan saya, kalau belum foto disana itu artinya belum ke Bandung.
Mm.. saya penasaran. Kok sampe segitunya..
Untung hari itu masih pagi dan tidak terlalu panas. Lumayan juga ditempuh dengan berjalan kaki. Tapi cukup seru. :)
.bdg
Oh ya
by the way, trotoar di sepanjang jalan Dago ini mempunyai ciri khas. Terdapat dua bagian warna pada trotoar ini. Warna cokelat dan warna biru.
Mengapa dibedakan menjadi dua warna? Warna cokelat adalah untuk pejalan kaki dan warna biru untuk pengemudi sepeda. Jadi pemerintah kota Bandung memang menyediakan jalur bersepeda yang aman bagi warganya. Dan memang setiap akhir pekan, daerah Dago ini ditutup untuk car free day. Sama seperti di sepanjang Taman Bungkul Surabaya. Menarik sekali! ;D
trotoar multifungsi
Nah, ini dia. Icon ini rupanya bertuliskan bdg dan tepat diseberangnya ada 4 huruf besar berwarna merah berbunyi D A G O. Sangat
eye catching sekali! Dan sesuai kata klien kawan saya tadi, berfoto-fotolah kita bak turis.
"Ini pak! kita udah ke Bandung" Hahaha :p
Setiap huruf mewakili image daerah Dago ini. Huruf D bergambar sendok dan garpu yang artinya daerah Dago ini menawarkan banyak wisata kuliner. Huruf A bergambar seperti bintang atau semacam bunga kembang api, yang mungkin artinya adalah kawasan Dago merupakan kawasan entertainment yang terdiri dari bermacam-macam factory oulet. Lalu huruf G bergambar wayang-wayang yang mungkin artinya walaupun merupakan kawasan perbelanjaan dan kuliner, namun tetap terdapat unsur kebudayaan Bandung. Dan yang terakhir yaitu huruf O. Sebenarnya saya juga tidak terlalu paham apa maksudnya. Huruf O ini bergambar huruf V yang bertumpuk-tumpuk dan akhirnya membentuk sebuah segitiga. Mungkin itu lambang sawah ya? hehe. Saya juga tidak terlalu paham.
D A G O on me
***
Menjelang siang hari, kita jalan-jalan ke daerah KAA-Braga. Uwooh! 2 tempat itu adalah cita-cita saya jika akan mengunjungi Bandung lagi.
And this is it! Terkabul! :D
Well, gedung Museum Konperensi Asia Afrika ini merupakan gedung tua dan sangat bersejarah. Arsitekturnya yang khas menjadi daya tarik utama. Dan gedung ini tetap terjaga baik dan
aseli. Begitu bahagianya saya dapat mengunjunginya! (Laa laaa laaaa...)
Walaupun museum KAA-nya tutup, tapi tak apalah. Minimal saya sudah berada di lingkungan KAA dan sekitarnya.
Dan lagi-lagi saya kalap. Bingung ingin memotret semua bagian dan setiap sudut. Baik dengan kamera digital ini atau dengan kamera prima 35. Semuanya "minta" diabadikan. Dan saya? sudah tertinggal jauh dengan rombongan saya. yeah.
..dan sebagian foto-foto museum KAA dan sekitarnya..
Gedung depannya gedung Merdeka *lupa namanya apa.maaf*
(Ki-Ka: Tabib Wahid Mwan house, Gedung PWI, Gedung Merdeka's picture by Kiki, Gedung Merdeka tampak samping)
dan "sedikit" bernarsis ria dengan sebagian kloter DESPRO ITS :)
***
Setelah dari KAA, kami mampir ke Braga. Inilah kenapa saya sangat sukaaa sekaliii ke KAA dan Braga!
Saya sangat addict terhadap gedung-gedung kuno. Beserta suasana yang mengikuti di sekitarnya. Jadi, jangan heran kalau saya yang paling lama berjalan dan yang paling histeris jika berada di situasi seperti ini. HAHA! :))
Daerah Braga ini mengingatkan saya dengan daerah Kuta Square di Bali. Sama-sama ramai oleh kendaraan dan pejalan kaki. Sama-sama tidak menggunakan aspal pada jalan yang dilalui oleh kendaraan bermotor. Dan sama-sama menjual barang seni.
Bedanya bule-bule yang berseliweran di Kuta Square lebih banyak daripada di Braga.
Di Braga ini lebih banyak menjual lukisan. Mulai dari yang diletakkan di dalam sebuah galeri hingga di pinggir jalan. Sebuah pemandangan yang unik :)
Kelar jepret-jepret, (dengan terpaksa) saya mengikuti rombongan teman
capcus ke Cihampelas. Disana juga sudah menunggu kawan-kawan yang lain. Semuanya pada bilang "
Ciwalk-Ciwalk". Saya bingung. Ciwalk apaan sih? Perasaan ya sama aja deh kayak dulu. Jalanan macet dengan toko-toko di kanan-kirinya.
Tapi sepertinya saya harus ternganga sendiri. Ciwalk bagus banget! Arsitektur gedungnya yang sangat urban style mengingatkan saya kepada Bapak
Ridwan Kamil. Arsitek handal yang berdomisili di Bandung, pengajar di ITB, muncul di iklan
classmild sebagai arsitek ternama dan saya merupakan salah satu fans beliau. Hehehe.
Cuman sayangnya saya gak sempet muter-muterin semuanya. Ahh.. lain kali kalau saya ke Bandung, list pertama saya adalah Ciwalk. Hha!
Suasana kontras terlihat antara Cihampelas dan Ciwalk. Padahal mereka bertetangga. Cihampelas ini masih macet seperti dulu. Dengan pertokoan di kanan dan kiri yang cukup ramai. Arsitektur bangunannya pun sesuka hati dan semau yang punya. Ada patung-patung Spiderman, Batman, sampai Superman. Tokoh superhero-nya lengkap
uey! Beda dengan Ciwalk yang lokasinya persis di belakang pertokoan yang lebih modern dan urban. Hmm.. memang Ciwalk ini tergolong bangunan baru sih. Jadi desainnya memang yang sedang
in.
salah satu bangunan urban di Ciwalk
Oh iya. Sampai lupa. Es krim durian. Spot ini diserbu teman-teman kampus saya. Dengan beberapa scoop eskrim, tambahan ketan dan sebutir durian jadi cemilan favorit teman-teman saya. Haha.
bersama uut penjual ice cream durian (haha)
Kelar sudah perjalanan hari ini.
To be continued yaa di part 3 dengan Pasar Seni ITB :)