25 November 2010

T.R.A.V.E.L.L.I.N.G


Beberapa hari yang lalu saya melihat obrolan di twitter dengan hashtag #WhyTravel.
Dari namanya saja sudah membuat saya tertarik. Travel, travelling. Dalam bahasan #WhyTravel ini adalah mengenai mengapa kita sangat menyukai travelling, mengapa sangat menyukai suatu perjaalan, apa alasan kita menyukainya, apa saja pengalaman yang paling mengena buat kita, and the bla bla.

Saya pingin ikutan menjawab #WhyTravel.
Awal pertama kalinya saya suka dengan travelling karena ayah saya. Ayah saya bekerja pada suatu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang perkebunan. Mulai dari perkebunan teh, kopi, hingga coklat. Dan yang paling sering ayah saya ditempatkan adalah di perkebunan teh.
Itu mengapa saya sangat menyukai arsitektur kuno dan pegunungan. Perkebunan teh selalu berada di lereng pegunungan. Dan rata-rata rumah dinas yang kami tempati adalah rumah-rumah peninggalan jaman Belanda. Bisa dikatakan sejak saya lahir, saya sudah dikondisikan tinggal di pegunungan dan rumah kuno.

Oke balik lagi ke #WhyTravel. Perusahaan ayah saya selalu melakukan pemindahan pegawainya dari kebun satu ke kebun lain. Dan dari sanalah cikal bakal saya menyukai travelling. Dengan kondisi nomaden kami, menyebabkan saya harus belajar beradaptasi dengan lingkungan baru, dengan rumah kuno baru (YAY!), dengan sekolah baru, dengan teman baru, dan dengan hal-hal baru lainnya. Awalnya saya tidak menyukai situasi seperti ini. Karena ketika saya sudah mempunyai banyak teman di satu tempat, tiba-tiba situasi saya dihadapkan bahwa saya harus berpindah rumah lagi. Disaat itu usia saya sangat mempengaruhi kelabilan jiwa saya. Saat itu saya masih duduk di bangku SD dan saya masih labil (wajar anak kecil).

Tetapi, lama kelamaan saya mulai terbiasa. Saya merasa justru dengan berpindah-pindah ini, melakukan perjalanan panjang ini, saya mempunyai banyak teman, mempunyai pengalaman hidup, mempunyai cerita dan kenangan di setiap kota yang saya tinggali. Dan sejak saat itu saya sangat menyukai travelling. Menyukai sebuah perjalanan menuju kota atau tempat yang sebelumnya asing bagi saya. Dan yang paling saya sukai adalah di setiap sensasi melakukan travelling. Saya sangat sangat sangat terlalu excited jika akan melakukan sebuah perjalanan keluar kota. Dan saya sangat menyukai kegiatan ber-packing ria. Selalu saya bayangkan apa yang akan terjadi di sana, apa yang akan saya bawa, apa yang akan saya kenakan. Semuanya rinci. Haha. Sampai kawan-kawan saya hafal dengan kebiasaan saya saat akan melakukan travelling. Teman-teman saya baru packing malam sebelum keberangkatan, tetapi saya sudah packing sehari atau dua hari sebelumnya. HAHAHA!

Entahlah. Saya suka dengan sensasi di saat melakukan travelling. Kepanikan-kepanikan kecil saat akan berangkat, pengalaman-pengalaman lucu di dalamnya, dan yang terpenting perasaan excited yang terus ada di kepala saya. Rasanya ingin berteriak dan tertawa bahagia. Hehe. Maafkan saya jika perasaan saya terlalu berlebihan.

Travelling terkadang identik dengan backpacker. Saya ingin sekali merasakan backpacker-an. Sebab selama ini yang saya rasakan, travelling saya bukanlah sebuah travelling ala backpacker. Masih berupa wujud wisatawan domestik. Walaupun dengan usaha pengeluaran se-minim mungkin. Hehe. Backpacker adalah para penikmat travelling yang irit. Bagaimana caranya agar tetap dapat melakukan travelling dengan pengeluaran se-minim mungkin. That was so cool! Dan backpacker identik dengan tas ransel gunung yang mampu menampung semua barang. Saya sering melihat bule-bule seperti itu. Sangat menyenangkan!

Saya masih bisa dikatakan bukan sebagai seorang travelling sejati. Atau backpacker handal. Belum seperti itu. Kota-kota yang baru saya datangi masih bisa dihitung tangan. Tetapi walaupun begitu, saya memang sangat cinta dengan travelling. Saya mempunyai kota-kota impian yang ingin saya datangi. Seperti Semarang (dengan arsitektur kuno khas mereka), Jogja
(lagi dan untuk kesekian kalinya), Solo (karena saya sempat membaca blog seorang teman yang
menceritakan kota lama Solo), Bangka Belitung (dengan pantainya yang jernih sekali!), dan banyak tempat lainnya!
Saya ingin mengelilingi Indonesia. Baru setelah itu saya menjajal backpacker ke luar negeri. Saya ingin berkeliling Eropa. Terutama ke London, Belanda, dan Paris. Waoww! Impian saya memang. Apa salahnya bermimpi seperti itu. Who knows tiba-tiba saya bisa berangkat ke sana. Amiinn.. :D

Oke, mungkin cukup sekian dulu sharing tentang cerita saya.
Thx for read. See u again at another story! :)

Tidak ada komentar: