22 Januari 2011

saya curhat ceritanya

Semester ini cukup disibukkan oleh kuliah yang cukup berat (dari dulu sih sebenarnya juga udah berat haha). Yang membedakan pada semester ini adalah mata kuliah riset desain. Riset desain itu semacam kuliah pra tugas akhir. Nilai sksnya pun gede juga, 8 sks! Sekalinya dapet nilai C, aduh BC aja deh..itu pasti sudah jeblok IP (indeks prestasi, Red).

Nah, seperti teman saya tiza yang curhat habis-habisan tentang risetnya, saya juga pengen curhat tentang riset saya. Sebenarnya saya paling males ngebahas kuliah di blog. Kecuali mata kuliahnya asik seperti contohnya mata kuliah fotografi dulu. Hehehe. Pernah saya bahas di sini, sini, sini dan sini.

Riset saya ini yang (InsyaAllah) berlanjut ke Tugas Akhir, sebenarnya menyenangkan. Konsep yang saya gunakan adalah café di tengah perkebunan teh. Sounds nice, eh?
Yang pasti saya (dengan senang hati :D ) melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang berhubungan dengan riset saya ini untuk mendapatkan data. Mencari studi pembanding di tempat yang sejenis pula seperti di sebuah resto di kawasan Araya-Malang (yang nanti bakal saya posting tulisan tentang resto ini) yang tempatnya enak banget sampai mblusuk2 ke dalam café-café. Enak bukan? Hehehe.. :p

Tapi tidak selamanya perasaan enak itu bertahan. Ada virus yang bernama deadline yang menunggu untuk dibasmi. Caranya? Ya kerjakan secepat, selengkap mungkin dan segera dikumpulkan. As soon as possible.

Dan saya adalah tipikal anak yang kadang malas kadang rajin dan hobi menunda-nunda pekerjaan hingga akhirnya panik. Oh ya, dan saya tipe orang yang panikan. HAHA. Kombinasi yang tidak menguntungkan, bung! Seperti yang saya ceritakan barusan. H-1 pengumpulan saya langsung capcus ke kost teman saya untuk menyelesaikan semua laporan riset. Menginap supaya dekat dengan kampus yang notabene banyak tempat print-print an yang buka sampe pagi buta dan yang pasti murah-murah. Hahaha!

Oke. Finally sampai akhirnya pengumpulan laporan riset dan materi persentasi esok harinya. Nama saya di stabilo karena terlambat (it’s my fault). Sempat kepikiran juga, takut nilai saya berkurang banyak. Hiks. Tapi setelah itu saya berpikir, ah pokoknya saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Pasrahkan saja. Yang pasti saya harus mempersiapkan diri untuk Kolokium 1 Riset esok harinya (Kolokium 1 Riset semacam sidang/seminar proposal, tapi di Despro, kolokium lebih dari sekedar sidang pengajuan proposal judul. Kolokium riset ini seperti pengenalan konsep TA kita nanti. Begitulah kurang lebih. Sepertinya cukup membingungkan ya penjelasan saya? Hehehe :p ).



Ehm, kembali lagi ke curhatan panjang saya.
Selama dalam perjalanan pulang kerumah (setelah pengumpulan laporan dan materi riset tentunya), saya ngantuknya bukan main. Saya yang saat itu bersama si Beat saya sudah seperti orang mabuk. Miring kanan miring kiri. Kurang tidur. Hanya 2 jam saya istirahat. Padahal saya sudah pasang headset dan bernyanyi keras-keras. Tapi angin malam yang dingin sekali setelah hujan membuat mata saya pingin merem. BAHAYA.

Benar saja, setelah sampai rumah, saya tepar. Padahal saya berjanji untuk melengkapi data materi presentasi untuk besok yang kurang. Alarm hengpon saya gak mempan untuk membuat saya bangun. Dan benar! Saya terlelap sampai jam 3 pagi. Panik mode: ON! Besok sidang dimulai jam 07.30. Damn!!

Setelah semua kepanikan dan perjuangan penyelesaian laporan sudah selesai, saya dihadapkan ruang yang akan digunakan sebagai sidang. Oh Tuhannn,, jantung saya gak beraturan. Walaupun saat itu nomor urut saya yang paling buncit, tapi melihat semua ekpresi kawan-kawan saya yang sudah maju (yang pada saat itu seperti bahagia, tersenyum kecut tapi berlega hati) saya semakin gak karuan. Beban maju terakhir ini! Dapat macem-macem cerita dari yang sudah maju. Oke Bismillah! Separatooss!! (inspirated by Tony Blank)


sebelum sidang


Saat saya maju, perasaan saya campur aduk. Dosen penguji dan dosen pembimbing saya (Pak Adi Wardoyo dan Bu Susy), sportif dan baik kok. Tapi entahlah, atmosfer ruangan sangat berbeda sekali. Selama saya presentasi, suara saya kayak orang mau nangis. Bergetar gak karuan. Ngikngook. Bolak-balik saya berdehem sendiri supaya suara ini kembali seperti semula. Tapi selalu tidak bertahan lama. Sukurlah selama kurang lebih 30 menit itu saya bisa menerangkan dan menjawab pertanyaan. Dosen pun tidak terlalu banyak merevisi. Thanks God..

Lega? Jelas. Tapi tidak bertahan lama. Karena waktu untuk merevisi dan pengumpulan laporan masih menunggu dan waktunya tidak sampai seminggu. Good job.
Tapi memang setelah itu, esoknya saya dan teman-teman berkaraoke. Hehehe. Sedikit melepas penat sebelum berkutat lagi dengan Microsoft word dan bertemu dengan Times New Roman lagi.

Untunglah, revisi saya tidak terlalu banyak. Jadi sebelum hari kamis pengumpulan, hari rabu semua urusan saya sudah kelar. Ngeprint dan menjilid sudah saya selesaikan semua. Dan hari kamis mood saya benar-benar luar biasa senangnya. Excited. Dan saat pengumpulan, saya baru benar-benar berlega hati, walaupun semester depan saya bakal berdebar lagi, tapi untuk saat ini saya bisa tidur nyenyak sejenak. Hehe.

pasca pengumpulan "perjuangan belum usai nak"

Liburan rasanya sudah didepan mata. Saya pingin ke Semarang! Entahlah. Bisa terwujud atau tidak. Tapi di bulan Februari nanti, saya bakal ke Bandung lagi (YEY!!) untuk acara TKMDII. Pernah saya jelasin sedikit tentang apa itu TKMDII di sini. Tak sabar rasanya saya menulis lagi tentang liburan-liburan saya. Hehehe.

Oke, see u guys.
Semoga keinginan saya bisa kewujud. Ntar saya posting lagi jalan-jalannya. Hohoho.
Caw! :D



*eniwei, nilai riset desain sudah keluar dan Alhamdulillah tidak mengecewakan. Ahheee!!

17 Januari 2011

Coba Katakan



Coba coba katakan kepadaku bahwa kita sedang berjalan menuju satu alasan
Janganlah kau katakan bila kita memang tak ada tujuan dari apa yang dijalankan

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..

Coba coba katakan kepadaku sekali lagi bila kita memang benar akan kesana,
Buktikan dan buat aku percaya bahwa kita bisa mewujudkan bahagia..

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..

Ohh.. Oh.. Habis sudah semua rangkai kata..
Telah terungkap semua yang kurasa..
Yang kuingin akhir yang bahagia.. hoo..

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka..

Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
Terlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..

Wohoho.. Dudududu…
Wohoho.. Dudududu…

Yang ku inginkan..
Satu tujuan..
Sebuah kenyataan..
Bukan impian..
Bukan harapan..
Bukan alasan..
Satu kepastian..

Coba katakan..
Coba katakan..
Coba katakan..
Coba katakan..
(Coba Katakan - Maliq & d'Essentials)


*repeat again*



.pagi-pagi galau.

8 Januari 2011

i love love love toy camera

yes, i do! i love toy camera.
Ya, walaupun saya lebih sering minjem (hehe) tapi saya sangat tertarik terhadap 1 kamera ini. Daripada kamera SLR. Entahlah.



Awal mula saya menyukai toycam adalah karena lingkungan saya suka menggunakan toycam. Teman-teman saya terutama. Sedangkan saya tipe orang yang menyukai segala sesuatu yang berbau vintage. Dan kamera satu ini adalah kamera tipe lama, tipe jaman dulu, yang kemudian booming lagi. Walaupun beberapa kamera mempunyai tampilan baru.



Selama ini saya hanya meminjam. Hehe. Saya belum punya kamera sendiri. Sampai akhirnya saya menemukan di laci saya sewaktu bersih-bersih kamar. Ada satu kamera tua yang sudah ada sejak saya kecil. Tipikal kamera tua dengan bukaan berupa sliding pada lensanya. Dan ya, kamera ini menggunakan film. Waaah ternyata saya punya toycam sendiri. Ngahaahhaha! :p



Oh yaa, ada satu lagi. Kali ini pemberian seorang teman (betapa baik hatinya memberikan saya sebuah toycam, hihihi). Tiba-tiba saya diberi sebuah toycam jenis octopus warna biru dengan blitz di sisi atasnya. Wah, saya senang sekali disaat itu. Belum saya coba sih untuk foto-foto. Sudah ada baterai dan film. Cuman waktunya yang belum ada. Liburan nanti saya bakal coba :)



Sebenarnya ada jenis toycam yang sangat sangat sangat saya inginkan. Pernah saya bahas di sini. Warnanya yang kuning itu point utamanya. Hehehe..
Tapi untuk saat ini saya lagi nabung untuk toycam ini. Memang sama tipenya, sama-sama Diana. Tapi yang ini versi mini. imut beud dech! (alay mode:ON)


from uncle google

Anyway, selain mem-foto, saya juga doyan di foto. HAHA. Alhasil ada beberapa foto dengan toycam (pinjaman tentunya :p) yang berbeda-beda. Oh ya, tidak semuanya foto-foto ini adalah hasil jepretan menggunakan toycam. Ada yang dari digital camera juga.

from fish eye toycam. no edit



from digicam. edit with poladroid



from digicam. edit by photosop CS 3