12 November 2013

Journal Anak Kost






Tepat tiga bulan saya menjadi anak rantau. Pertama kalinya jauh dari rumah dan jauh dari keluarga dalam waktu yang cukup lama. Yap, kota inilah yang akan saya tinggali selama kurang lebih dua tahun. Bandung.

Dari jauh hari sudah saya persiapkan mental dan fisik untuk jadi anak kost. Keterampilan-keterampilan untuk bertahan hidup sudah saya pelajari. Termasuk memasak. Saya bodoh banget untuk urusan masak-memasak -___-" kecuali masak air, telor, indomie dan nasi haha..

Well, di minggu pertama..
Rasanya langsung homesick! Sama sekali tidak terbayang bakalan secepat ini. Perkiraan saya, homesick bakalan datang saat 1-2 bulan berjalan. Ini bahkan belum sampai sebulan!
Bisa jadi karena lingkungan kost baru saya. Sewaktu survei, saya sebenarnya langsung jatuh cinta dengan kost tersebut. Rumahnya khas rumah nenek (saya menyebut rumah nenek karena yang punya memang sudah sepuh dan mengingatkan dengan nenek saya). Arsitektur khas rumah Belanda dengan pekarangan yang cukup luas, teras keramik kuno, dinding rumah yang sebagian di cat bercorak batu-batu kali berwarna hitam putih, dan yang paling utama adalah di depan "calon" kamar saya terdapat sebuah taman yang asri. Saya sudah membayangkan, ketika pagi hari atau ketika saya sedang belajar, pemandangan di depan kamar saya adalah hamparan taman yang meneduhkan. Dan pada saat itu, ibu kost menunjukkan sebuah kamar di pojok taman yang bakalan saya tempati. Pas! Lengkap dengan pelataran taman dan pohon yang rindang.

Tapi sepertinya kamar itu belum berjodoh dengan saya. Sewaktu saya sampai di Bandung dengan barang bawaan banyak persis anak minggat, ibu kost memandu ke kamar yang akan saya tempati, bukannya berjalan lurus, tangan saya digandeng berbelok ke arah lain. Sebuah kamar di pojok rumah (dekat dengan rumah utama) dan tanpa jendela yang menghadap taman. Itulah kamar yang akan saya tempati. Rasanya ngguwondookk setengah mati. Apaan nih. Jendelanya menghadap sisi lain, halaman parkiran ibu kost. Yaelah, luas sih luas kamarnya, tapi kan seharusnya saya dapet kamar di pojok taman. Karena sudah sepuh juga mungkin ya, pas protes kamar yang seharusnya jadi kamar saya, eh si ibu dengan polos bilang gini, "Kamarnya yang kosong cuman kamar yang di pojok itu. Yang itu (pojok taman) udah ada yang nempatin". Ibuuu, apakah engkau lupa kemarin menunjuk kamar yang mana?? Huhuhu.. Mau marah kok ya ndak tega, akhirnya kembalilah saya ke kamar pojokan dengan hati nggondok. Belum kelar sampai situ, ibu kost sudah memberikan berbagai macam peraturan yang menurut saya cukup menyebalkan. Kenapa jugaa, si ibu ndak bilang waktu survei kemarin sih. Kalo begini, hati kan tambah lebih nggondok kuadrat.

Dengan kondisi kost seperti itu, plus kegiatan kampus yang hanya daftar ulang dan sisanya mengganggur total, membuat saya bingung harus ngapain. Kost tidak menyediakan wifi atau internet. Malam-malam di awal nge-kost, tidak bisa tidur nyenyak. Rasanya tidak tenang. Setiap beberapa jam sekali terbangun. Dan di minggu pertama pula saya sakit. Tidak parah tapi cukup merepotkan. Rasanya pengen mengadu ke keluarga kok ya lemah banget kayaknya. Dan ada satu kondisi ketika saya baru pulang ke kost ternyata sedang ada pemadaman lampu. Jelas saya tidak siap lilin dan senter. Gelap total. Ingin sekali saat itu nebeng menginap di kost teman, tapi saya berani-beranikan untuk tidur malam itu. Sebenarnya saya tidak masalah dengan kondisi mati lampu, selama itu familiar dengan suasana sekitar. Ini masalahnya saya belum terbiasa dan masih terasa asing, jadi rasanya insecure.

Masalah belum kelar sampai disitu. Suatu hari, ketika saya baru pulang, maksud hati ingin mandi biar badan segeran. Tapi setelah mandi dan sholat, tiba-tiba saya tidak sengaja lihat ke cermin. Muka saya memerah seperti kepiting rebus. Badan saya gatal-gatal dan bentol-bentol banyak. Feeling sudah ndak enak. Saya pernah mengalami ini. Dan benar sesuai feeling, saya kena ulat bulu. Bisa jadi menempel di handuk yang saya jemur di luar. Oohh Tuhan, kenapa harus kejadian lagi. Akhirnya terpaksa saya mandi lagi dengan handuk dan baju ganti yang baru, minum obat gatal, dan langsung tidur. Dan esoknya saya baru tau kalau tanaman sekitar cukup banyak ulat bulu menempel *pingsan*.

Seminggu kelar urusan daftar ulang, masih ada seminggu lagi sebelum mulai masuk kuliah. Waktu seminggu itu saya manfaatkan untuk pulang ke Surabaya. Butuh asupan kasih sayang huahahaha.. Maaf saya bener-bener newbie banget urusan kost. Mbolang kemana-mana berhari-hari gak masalah, entahlah kok urusan menetap jadi anak kost rada berat *alesan*. Dan memang, keputusan saya pulang ke rumah itu tepat. Setelah itu, perasaan homesick berkurang banyak hehehe. Dan bisa bertahan hingga beberapa bulan :))

***

Tepat sebulan akhirnya saya pindah ke kost yang baru. Lokasi ke kampus memang tidak sedekat seperti kost yang lama, jarak kost yang baru ke jalan raya pun harus jalan 10 menit. Tapi rasanya di kost yang baru suasananya lebih tenang. Tidak ribut motor trek-trekan lalu lalang. Lebih okelah dari pada yang lama. Dan yang terpenting, kost yang baru ada wifi-nya! Dasar anak muda jaman sekarang, harus selalu terkonek dengan internet :p

Ada beberapa niat terselubung yang saya ikrarkan dalam hati. Salah satunya adalah belajar memasak. Memasak adalah salah satu kekuatan survive sebagai anak kost. Ketika tanggal tua, persediaan ongkos hidup mulai menipis, dibutuhkanlah keterampilan memasak. Harga makanan di Bandung lumayan mahal jika dibandingkan dengan harga makanan di Surabaya. Jauhlah. Apalagi sekitaran daerah Keputih dan Gebang yang jadi surganya makanan enak dan murmer untuk anak-anak ITS macam saya ini. 

Sebagai anak kost, kita juga harus pintar-pintar pilih makanan. Jangan sampai asal makan dan sakit. Udahlah hidup sendiri, jauh dari rumah, sakit pula. Harus rajin konsumsi susu, sayur, daging, atau buah. Perhatikan kondisi cuaca juga, jika sudah musim pancaroba, rajinlah minum vitamin dan minum yang hangat-hangat. 

Tapi, serinci-rincinya menata pola makan dan hidup sehat, tetap aja kalau sudah musim ujian dan tugas banyak, semua menjadi lupa waktu, lupa makan, lupa bersih-bersih. Khas anak kost yang hidup sendirian. Tapi, saya belumlah apa-apa. Usia pengalaman ngekost saya masih tiga bulan. Belum profesional. Baru tiga bulan, tapi complainnya udah banyak ya. Hahaha, maafkan :p

Edisi "Journal Anak Kost" ini sepertinya bakalan saya rutinkan sampai dua tahun ke depan (doakan saya konsisten menulis yaa! mhihiihihi). Sambil membiasakan diri buat nulis lagi sih sebenarnya hehehe. Sudah lama absen dari dunia tulis menulis dan saatnya mulai belajar lagi.

Ok, see you at another story! :* :*



Dan jika suatu saat
Buah hatiku, buah hatimu
Untuk sementara waktu pergi
Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah
Kita berdua tahu, dia pasti

Pulang ke rumah
(Di Beranda - Banda Neira)

8 Juni 2013

Bandung, i'm coming!


     Kepada Yth. Pelamar SPS ITB

    Hasil seleksi SPS - ITB Sem. I Gel 1 2013/2014 sudah diumumkan di www.sps.itb.ac.id.

    Salam SPS-ITB
    (SMS - Center SPS ITB)

Pesan singkat yang tertera di handphone nokia jadul saya malam itu membuat cukup panik dan panas dingin. Saat itu saya tengah berada di salah satu hotel Surabaya yang sedang mengadakan pameran grafis. Dan kebetulan salah satu teman berpartisipasi dalam pameran tersebut.

Kondisi ipad saat itu sedang krisis pulsa dan membuat jaringan internet luar biasa lemot. Selagi saya menanyakan password wifi kepada salah seorang pegawai hotel tersebut, saya memberitahukan info kepada --Inko-- teman S1 yang sama-sama mendaftar ITB.

Lama tak dibalas, akhirnya saya mendapat password wifi cafe tersebut dan sesegera mungkin untuk bisa online. Ketika email saya buka, dengan masih membaca tiap kalimatnya dengan perasaan tak menentu, tiba-tiba notification twitter berbunyi. Isinya pernyataan selamat dari Inko bahwa kami semua lolos seleksi S2 ITB Gel 1. Masih tidak percaya, saya langsung menamatkan isi email dengan cepat. Dan Alhamdulillahhhh.. memang nama saya tertera disitu! Ohh rasanya senang sekaliii... impian saya untuk berkuliah di ITB tercapai juga. Terimakasih, ya Allah :)






Keinginan untuk lanjut S2 sebenarnya sudah ada sejak lulus dari S1. Inginnya sih lamar-lamar kerja dulu, ngerasain setahun, baru lanjut sekolah. Belum sempat untuk coba lamar sana-sini, rupanya takdir mengatakan saya dan beberapa teman kampus untuk mulai merintis usaha mandiri bersama. Dan Alhamdulillah kami sudah berusia setahun lebih lima bulan. Semoga kami bisa langgeng sampai anak cucu nanti. Amien.. :)

Karena sangking sayangnya sama anak kami --DECORE--saya sempat mengalami dilematis antara lanjut atau tidak untuk S2. Di satu sisi, keinginan pertama saya memang lanjut S2 dan itu adalah salah satu cita-cita almarhum ibu. Tapi di sisi lain, saya ingin selalu standby di DECORE, selalu terlibat di dalamnya, untuk terjun langsung dalam setiap project-projectnya. Tapi tidak mungkin keduanya bisa saya ambil.

Awal mula tujuan saya S2 adalah hanya sekedar untuk menambah ilmu. Tetapi lama kelamaan, keinginan itu berkembang untuk memanfaatkan ilmu yang saya dapat untuk disharingkan kepada yang lain sebagai dosen desain.

Sepengetahuan saya, kuliah desain S2 hanyalah di ISI dan FSRD ITB. Dan kedua kampus tersebut tidak berada di Surabaya. Saya tau, salah satu syarat menjadi dosen adalah S1 dan S2 yang sama-sama di satu garis yaitu bidang desain. Tapi di situ saya masih ngotot. Saya berpikir bahwa jika S1 saya di bidang desain dan S2 saya di bidang manajemen/bisnis, saya masih tetap bisa diterima untuk menjadi dosen. Dan saya sudah ancang-ancang untuk mengambil kuliah di Surabaya dengan sistem kuliah pada saat weekend saja. Jadi saya tetap bisa meng-handle DECORE dan kuliah di akhir pekan.

Yaa tapi gimanapun manusia berencana, Tuhan pun lah yang menentukan hasil akhirnya. Ketika saya konsultasikan dengan salah satu dosen, jika niat saya adalah menjadi dosen, mau tidak mau memang harus mengambil kuliah desain. It means, saya memang harus menuntut ilmu di kota orang.

Akhirnya dengan segala pertimbangan, ITB Bandung menjadi kampus tujuan saya. Mulai dari mencari info, mendaftar via online, membuat portofolio dan proposal tesis, mengurus persyaratan pendaftaran, hingga bolak-balik Surabaya-Bandung dilakukan. Dan yang paling membuat ketar-ketir adalah nilai TOEFL/ELPT saya yang belum lulus, sedangkan tes wawancara sudah diumumkan kapan tanggalnya. Seperti semacam dejavu, persyaratan wisuda S1 dahulu adalah lulus TOEFL dan saya lulus setelah tes TOEFL beberapa kali. Sama dengan tes TOEFL/ELPT di ITB, setelah tes kedua,saya baru dinyatakan lulus.

Ekspresi saya persis dengan pengumuman TOEFL S1, sangat emosional sekali. Sewaktu pengumuman lulus TOEFL S1, saya dan beberapa teman yang posisinya saat itu berada di salah satu restoran di mall, langsung sujud syukur dan menangis terharu. Sama dengan ketika pemberitahuan lulus TOEFL/ELPT S2, posisi saat itu saya berada di kantor pajak langsung teriak kegirangan tanpa suara di pojokan. Dan cuman bisa nyengir waktu dilihat orang-orang. Hha!

Begitu pula sewaktu panggilan tes wawancara. Saya dapat undangan via pos dan email. Rasanya gugup luar biasa. Satu kelompok diisi dengan 5-6 orang calon mahasiswa. Yang mewawancarai --entah itu siapa belum kenal juga-- yang pasti orang-orang TOP FSRD ITB. Dengan masing-masing deretan gelar yang mengikuti di depan nama masing-masing. Saya penasaran. Saya cari tau siapa saja kedua bapak tersebut. Dan yang paling dahsyat salah satu dosen tersebut adalah dekan dari FSRD. Alamak!

Tiba hari H tes wawancara. Gugup? Jangan ditanya. Mulut sudah komat-kamit berdoa. Malam hari sebelumnya, saya menyempatkan membaca lagi proposal tesis yang saya buat. Selain itu sedikit browsing-browsing tentang wawasan desain. Sedikiittt..

Ruang tempat saya bakalan di uji nyali adalah di Sekretariat S2 FSRD ITB. Saya satu kloter dengan Mas Mahendra, senior saat S1. Rata-rata teman-teman peserta uji nyali saya cukup beragam. Ada yang dari Bali, Jakarta, Malang dan Makassar.

Saya memang ditakdirkan untuk maju pertama kali. Dengan abjad pertama huruf "A" maka nama sayalah yang dipanggil pertama kali. Perasaannya sama persis ketika saat sidang tugas akhir tapi bebannya bertambah karena belum kenal siapa dosennya.

Pertanyaan seputar portofolio, proposal tesis, pekerjaan, wawasan desain hingga cita-cita setelah lulus S2. Lumayan lama kalo kata peserta wawancara yang lain. Saya-nya ngeh gak ngeh, pokoknya mah udah lega bisa kelar tes wawancaranya. I'll do my best, sisanya saya serahkan sama Tuhan.

***
 
Perasaan ketika pengumuman lolos seleksi S2 saat itu memang luar biasa senang sekaligus sedih. Rasa senang, terharu,excited dan sedih campur berbaur menjadi satu. Sedih karena akan berpisah dengan teman-teman sementara waktu, berpisah dengan kantor, berpisah dengan keluarga, berpisah dengan zona nyaman. Yap, there is no growth in comfort zone and no comfort in a growth zone. Kalimat sakti itu yang secara tidak langsung menjadi penyemangat saya.

Yang pasti saya sangat excited untuk memulai semuanya. Excited dengan lingkungan baru, suasana baru, teman baru, dan untuk pertama kalinya nge-kost! Haha, selama 24 tahun ini saya belum pernah sekalipun jauh dari keluarga. Sejauh-jauhnya bepergian pun pasti kembali pulang. Tapi untuk tinggal sendirian selama 2 tahun --even akan pulang ke rumah pada waktu liburan-- belum pernah saya alami. Entah gimana rasanya. Homesick atau malah excited. We'll see :)

Bandung, i'm coming! :D

20 Maret 2013

Peace, Love and Gawul

Hello, my loyal readers!

Sudah lama saya ndak posting tentang travelling ya. Saya juga masih punya hutang postingan Bali dan Semarang. Janjiiii thok tapi gak kelakon :'( *translate: janji mulu tapi tidak direalisasikan

Alasannya masih tetap klise sih. Pekerjaan. Dan lagi riweuh persiapan tes S2 ITB (doakan diterima yak!).
Yaaa, karena dua hal itulah saya jadi jarang nulis panjang-panjang dan males ngedit foto. Cuman posting kecil-kecil aja supaya tetap bisa update blog :(

Anyway, beberapa hari lagi --lebih tepatnya akhir Maret-- saya dan gerombolan siberat --yang anggotanya masih bongkar pasang-- mau bermain ke Jogjakarta. Cari yang terdekat sih dari Surabaya. Yang pasti selama disana, kami bakalan ke tempat-tempat baru.

Stay tune ya, guys! Postingan semuanya lagi dicicil. Semoga bisa cepat kelar.
Peace, Love, and Gawul! ;*

Ini foto di depan Stasiun Tawang Semarang. Postingannya? Soon! :*

16 Februari 2013

Welcome to My Home

Di postingan yang lalu, saya sempat membahas rumah impian saya di sini. Mungkin sebagai review, sedikit saya bahas lagi. 

Ada dua tipe rumah yang saya sukai. Dua rumah ini berbeda satu sama lain. Yang pertama saya suka dengan rumah berasitektur Belanda dengan teras yang luas dan lantai tekel dengan corak yang khas. Yang kedua, saya suka dengan rumah modern gaya urban. Dengan permainan material alam dan material unfinished (rustic).

Beberapa minggu yang lalu, saya menemukan di salah satu web desain, sebuah rumah dengan tipe yang saya suka. Sebuah rumah yang hampir semua materialnya unfinished. Istilah desain saat ini adalah rumah dengan gaya industrial. Identik dengan expose material, apa adanya. Menurut saya, itu sangat menunjukkan karakter dari si pemilik rumah. Sangat personal sekali.

Kalo kata temen saya, semakin nampak gudang, pasti saya semakin suka. Hahaha :))
Entah terdengar seperti sindiran atau pujian, yaa tapi saya memang suka dengan rumah ini :D






Dengan bukaan yang banyak dan berukuran besar-besar, sirkulasi di rumah sudah sangat baik sekali. Dengan bukaan yang besar, rumah ini mendapat asupan sinar matahari berlimpah-limpah, sehingga penggunaan lampu dan pendingin hanya jika diperlukan saja. Rumah down to earth sekali :)

Expose material bisa ditemukan hampir di setiap sisi rumah ini. Dinding yang menggunakan bata beton, begitu pula dengan plafon dan lantainya. Material yang digunakan tidak terlalu banyak macamnya. Hanya beton, besi, kayu dan kaca.

 




 Penggunaan material warna netral seperti abu-abu, hitam dan coklat ini membuat saya sebagai pemilik rumah (ngehayal ini ceritanya haha :p) akan menambahkan warna-warna kontras seperti warna merah, kuning, tosca. Unsur warna hijau --seperti tanaman-- juga dimasukkan supaya lebih segar dan hidup. Permainan frame-frame foto yang dipasang acak di salah satu dinding juga bisa menjadi point interest. Hmmm.. terdengar menyenangkan :)



 

Yep, ini rumah impian saya. Bagaimana dengan rumah impian kamu? :D

11 Februari 2013

Stupido Ritmo


source from pinterest
 
 You and I painting rainbows when no rain falls on our wall
Smelling raindrops on a hilltop as they fall
You and I laughing loudly with no reasons in our walk
Chasing sunsets, dancing minuet in the dark

Why don't we just disappear
If that could keep us here?

You and I sharing snow fall and the beach sand in our thoughts
Writing love words with our whispers in our hearts
You and I stealing kisses from each other when we fight
Making wishes on the same star every night

Why don't we just dream away
If that could make us stay?
Why can't we just dream away?
We're not real, anyway 

Why don't we just stay this high?
Pretend we're all that fly
Why can't we just stay this high?
We might rule our own sky

You and I singing solo our very own silly song
Playing lovers of all edens all life long


 (Float - Stupido Ritmo)
  • Stupido Ritmo


    You and I painting rainbows when no rain falls on our wall
    Smelling raindrops on a hilltop as they fall
    You and I laughing loudly with no reasons in our walk
    Chasing sunsets, dancing minuet in the dark


    Why don't we just disappear
    If that could keep us here?

    You and I sharing snow fall and the beach sand in our thoughts
    Writing love words with our whispers in our hearts
    You and I stealing kisses from each other when we fight
    Making wishes on the same star every night

    Why don't we just dream away
    If that could make us stay?
    Why can't we just dream away?
    We're not real, anyway 

    Why don't we just stay this high?
    Pretend we're all that fly
    Why can't we just stay this high?
    We might rule our own sky

    You and I singing solo our very own silly song
    Playing lovers of all edens all life long
  • Stupido Ritmo


    You and I painting rainbows when no rain falls on our wall
    Smelling raindrops on a hilltop as they fall
    You and I laughing loudly with no reasons in our walk
    Chasing sunsets, dancing minuet in the dark


    Why don't we just disappear
    If that could keep us here?

    You and I sharing snow fall and the beach sand in our thoughts
    Writing love words with our whispers in our hearts
    You and I stealing kisses from each other when we fight
    Making wishes on the same star every night

    Why don't we just dream away
    If that could make us stay?
    Why can't we just dream away?
    We're not real, anyway 

    Why don't we just stay this high?
    Pretend we're all that fly
    Why can't we just stay this high?
    We might rule our own sky

    You and I singing solo our very own silly song
    Playing lovers of all edens all life long

3 Januari 2013

Flashback

Flashback melihat apa yang sudah saya lakukan setahun belakangan ini sepertinya menyenangkan. Mengingat cukup banyak tempat yang bisa saya kunjungi tahun ini. Ada sih resolusi tahun lalu yang saya buat di sini. Ya Alhamdulillah beberapa ada yang sudah terlaksana.Tapi ada juga yang belum beruntung.

Awal tahun 2012 lalu saya disibukkan dengan usaha yang baru saya rintis bersama teman seperkuliahan saya, Prita dan Nabilla. Usaha dibidang interior developer yang kami beri nama DECORE. Tak terasa tepat 13 Januari nanti, DECORE berumur 1 tahun :')

Karena usaha ini kami mulai dari nol, jadi kami benar-benar jatuh bangun untuk membesarkan nama DECORE. Seperti anak yang baru lahir, usaha ini kami rawat, kami besarkan dengan kasih sayang, hingga tak terasa sudah hampir setahun usianya. 

Dan karena kesibukan itu, alhasil saya baru bisa meng-update blog kesayangan ini di pertengahan tahun 2012. Selama beberapa bulan yang cukup sibuk tersebut, saya juga "cuti" dari travelling. Hingga akhirnya pada bulan Mei, di saat teman sekantor saya -Prita- sedang sibuk-sibuknya mengadakan syukuran kehamilannya, saya dan partner in crime saya -Nabilla- mencetuskan ide spontan untuk berangkat ke Semarang. Bukan masalah kerjaan, tapi travelling. Kebetulan kawan senasib seperjuangan kami -Dede- datang ke Surabaya dengan pacarnya si Gusmang. Tak lupa partner saya yang lain -Dika- kami ajak serta.

Poin resolusi saya untuk berangkat ke Semarang terlaksana sudah. Selama 4 hari kami putar-putar Semarang. Perasaan saya? Wahh luar biasa senangs sekali! Kota impian saya nih. Dan lagi-lagi (tak bosan-bosannya) saya berjanji bakalan akan segera memposting tulisan Semarang. As soon as possible :p

Di bulan Juni saya dan sekeluarga berangkat ke Jogja. Sebenarnya dalam rangka menemani adik bungsu saya melihat ISI. Saat itu dia terobsesi untuk pindah kuliah ke ISI. Tapi rupanya di kemudian hari, ia memutuskan untuk tetap melanjutkan kuliahnya di Despro ITS hingga selesai. 

Di Jogja ini kami manfaatkan untuk rekreasi sekeluarga. Mumpung bisa pergi bareng-bareng. Sebenarnya minus adik saya yang cowok sih. Dia kebetulan ada acara jadi ndak bisa ikutan. Saya sebagai planner travelling berpengalaman tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Beberapa hari sebelum keberangkatan, saya searching lokasi-lokasi wisata mulai dari kuliner, kesenian, museum sampai dengan belanja oleh-oleh, saya planning sedemikian rupa dan seefisian mungkin *tsahhhh
Jadilah banyak tempat baru yang kami kunjungi. Sehingga tidak berkutat di Malioboro saja, yaa walaupun hari terakhir kami kesana untuk beli oleh-oleh hehehe.. :p

Awal September berangkat lagi untuk travelling. Lokasi kali itu adalah Bali (lagi). Awalnya saya ndak mau ikutan. Saya kepengen ke kota lain. Biar semuanya kebagian gitu lo maksudnya. Tapi rupanya saya gampang terhasut bujuk rayu teman-teman saya. Hahaha -___-
Di Bali kami diterima dengan sangat baik oleh Dika sebagai tuan rumah. Lumayan banyak tempat-tempat baru yang kami datangi. Hingga tak terasa kurang lebih 5 hari kami berada di Bali.

Tiga hari setelah kepulangan dari Bali, saya berangkat lagi ke Jakarta. Kali ini dalam rangka urusan pekerjaan. Saya dan Nabilla hanya 2 hari di Jakarta. Hari terakhir di Jakarta, kami sempat-sempatkan untuk mengunjungi Kota Tua yang tersohor itu walaupun tidak bisa berlama-lama. 

Pada bulan November, secara tidak sengaja saya melihat profile picture salah seorang teman saya. Fotonya adalah poster sebuah acara yang memperingati Hari Pahlawan 10 November yang akan datang. Di poster itu memberitahu bahwa panitia acara membutuhkan volunteer untuk acara tersebut. Ketika saya tanya lebih detail kepada teman saya, rupanya volunteer ini dibutuhkan untuk menjadi guide bagi siswa-siswa sekolah di Surabaya untuk mengenalkan sejarah-sejarah di beberapa lokasi. Dan lokasi yang terpilih adalah gedung-gedung tua. Wahh, tanpa pikir panjang, saya langsung mendaftarkan diri. Kesempatan emas untuk bisa memasuki gedung-gedung tua tersebut sekaligus mengetahui sejarah-sejarahnya. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui! :D

Dari acara tersebut, saya bisa kenal dengan banyak orang baru, komunitas baru seperti Surabaya Juang dan RoodenBurg Surabaya. Dan yang paling utama adalah saya bisa tau sejarah gedung-gedung tua di Surabaya. Saya bakalan memosting cerita tentang acara ini. Walaupun sudah lewat dari acara, tapi tidak ada kata terlambat untuk mengulasnya lagi :)

Dan akhirnya tiba di penghujung tahun, bulan Desember :)
Surprise kecil dari sahabat-sahabat saya ketika ulang tahun saya yang ke 24. Sungguh penutup tahun yang manis. Semoga tahun 2013 ini, resolusi saya yang lain bisa terkabul. Target saya selain karir adalah bisa melanjutkan sekolah lagi. Mohon doanya, teman-teman :)
Dan target lainnya adalah poin nomor 7 yang saya tulis di resolusi tahun 2012 yang lalu :")

Bismillah!
Semoga 3 poin tersebut dan resolusi lainnya bisa tercapai tahun ini. Aminnnnn.... :)