8 Januari 2014

Dua Puluh Lima


Dua puluh lima..
Kalau boleh dibilang usia kepala 2 ini adalah masa-masa dimana kita belum cukup dikatakan terlalu dewasa, tapi juga terlalu bodoh untuk melakukan hal-hal yang kekanakan. Saat-saat sedang berada di tengah-tengah masa transisi. Transisi untuk menjadi lebih baik lagi atau malah menjadi lebih buruk.

Tak pernah terpikir bahwa di usia 25 ini saya mencapai salah satu keinginan terbesar yaitu melanjutkan kuliah S2. Sama sekali tidak pernah terbersit sedikit pun bahwa hal ini akan terjadi. Satu sisi saya bersyukur sekali karena keinginan saya terkabul, tapi di satu sisi lainnya, saya takut jika mengecewakan orangtua jika studi ini sia-sia. Sia-sia dengan perjuangan orang tua dan sia-sia dengan usia. Dan saya tidak mau itu terjadi.

Banyak planning yang pernah saya sharing dalam blog ini. Beberapa di antaranya tentang karir dan rumah tangga. Mengenai karir, sering saya ungkapkan keinginan untuk mengajar dan enterpreneur sekaligus. Dan untuk rumah tangga, ingin sekali selepas wisuda S2 (yang semoga dan harus lulus tepat waktu 2 tahun) untuk langsung berumah tangga. Ya Allahualam.. sekali lagi, semoga doa ini dikabulkan :)

***

Momen pertambahan usia tahun ini harus saya lewati jauh dari orang-orang terdekat. Sebagai anak rantau, rasanya sedih-sedih gimanaaa gitu, saat dimana seharusnya hari ulang tahun dikelilingi oleh orang-orang tercinta, tapi kenyataannya kondisi jauh di kota orang. Yaa namanya juga sedang studi demi masa depan. Tidak boleh ndempis (artinya: sedih mojok jongkok di pojokan kamar). Tak pantas.

Apapun kondisinya, harus diterima. Bersyukur karena masih diberi kesehatan, dilancarkan urusannya, rejekinya, dan dipastikan langkahnya. Ahh, kalau diajak flashback ke tahun-tahun lalu, rasanya jadi kangen. Beberapa tahun terakhir saya sering mendapat surprise saat ulangtahun. Pada dasarnya saya suka memberi dan diberi surprise. Momen surprise saya posting di sini dan sini.

Ada satu kejadian cukup epic. Saat saya dan teman-teman mencari warung untuk makan siang, tiba-tiba dua anak dalam rombongan menghilang. Feeling saya kok rada ndak enak gitu. Dan benar saja, ketika saya dan beberapa teman menunggu pesanan makanan, dua teman saya yang hilang tadi muncul sambil bawa kue semacam donat yang ditancepkan lilin kecil di atasnya. Lengkap dengan "piring" kertas. Haha! Bisa aja deh "surprise dadakannya" :))





 


Thank you very much for the little surprise, guys! :'D
Mamacih Lusi, Ratu, Mbak Wening, Mas Boni, Mas Oot, Mas Daniel

Esok harinya, kebetulan saya dan Dewi --teman "kembaran tanggal 3 Desember (lagi)"-- ingin mengadakan syukuran makan-makan. Kita berinisiatif untuk melakukan hal yang rutin dilakukan bersama teman satu kelas selama S2 ini, yaitu masak bareng dan makan-makan di kontrakan teman satu kelas kami --Ilham. Yang masak jelas Chef Dika --Mas Dika ini adalah teman S2 yang jago masak dan memang sempat jadi chef di sebuah hotel.

Semua menu kita percayakan sama Chef Dika. Apapun yang enak-enak. Kita cuman bantu urunan dan doa saja haha.. Lokasi kita pilih di kontrakan Ilham karena kontrakan tersebut memang menjadi favorit kami sekelas. Lokasi di dago hilir dekat sekali dengan Lawang Wangi (cafe dan galeri seni). Yang menyenangkan itu view balkon kontrakan. Langsung menghadap tebing dan kalau malam tiba, banyak kelap-kelip dari kota Bandung yang berada di bawah. Jangan tanya udara. Jelas dingin tapi menyenangkan :)

Dewi --Kembaran tanggal 3 Desember saya-- yang tidak memakai jilbab

Seharusnya makanannya difoto sebelum dihajar. Tapi cuaca hujan saat itu, sehingga kami menjadi sangat kelaparan karena udara dingin. Hehe.. Yang pasti semua makanan huwenak banget. Thx, Chef! :D