30 Oktober 2012

I'm Into Something Good :)



(sumber: Pinterest)
 
Woke up this morning feeling fine
There's something special on my mind
Last night I met a new boy in the neighborhood
Oh yeah
Something tells I'm into something good

He's the kind of boy who's not too shy
And I cant help but tell him he's my guy
He danced close to me like I hoped he would
Something tells me I'm into something good

We only danced for a minute or two
But then be stuck close to me the whole night through
Can I be falling in love
He's everything I've been dreaming of

He walked me home and he held my hand
I knew it couldn't just a one night stand
And he asked to see me next week
And I told him I could
Something tells me I'm into something good
Something tells me I'm into something good

He walked me home and he held my hand
I knew it couldn't just a one night stand
And he asked to see me next week
And I told him I could
Something tells me I'm into something good
Something tells me I'm into something good
Something tells me I'm into something good
Something tells me I'm into something good

(thanks for The Bird and The Bee who created this song)

19 Oktober 2012

Tentang Sebuah Mimpi

Saya terinspirasi untuk menulis impian saya bersama pasangan kelak setelah membaca tulisannya Journal Kichan. Sebelumnya semuanya hanya ada dalam otak dan rasanya ada perasaan malu jika disharingkan di sini. 

Tapi kata salah satu teman saya, justru ketika menuliskan di blog dan dibaca orang banyak, pasti akan ada beberapa yang meng-Amin-i. Semakin cepat terkabul, bukan. Hmm.. iya juga sih. Yaa, setidaknya akan banyak yang ikut meng-Amin-i :)

***

Saya adalah seseorang yang addict dengan travelling. Menurut saya, romantis adalah punya pasangan yang sama-sama hobi travelling. Hehehe :p

Saya bermimpi saya dan pasangan akan berpetualang mendaki gunung. Setidaknya ortu akan tenang karena bepergian dengan suami hahaha. Kami berkemah dan bermalam di Ranu Kumbolo. Dan menikmati indahnya matahari pagi Ranu Kumbolo sambil menyesap coklat hangat. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju Mahameru, Puncak dari Semeru. Bersusah-susah bersama, mendaki bersama. Dan saya pasti akan menangis terharu ketika sudah sampai di puncak. Bergidik merinding melihat keindahan alam yang Tuhan ciptakan. Berucap syukur dan berdecak kagum dengan suami. Indahnyaa :)

Saya lebih senang bepergian ala backpacker. Saya ingin menamatkan seluruh pelosok di negeri ini. Mulai dari Aceh dengan Tugu Nol Kilometer di Sabang hingga Raja Ampat di Papua yang sangat indah sekali. Menaiki kereta api, melihat hamparan sawah sambil bersandar di pundak suami. Nyasar bersama saat mengendarai sepeda motor berkeliling di Bali. Jalan kaki bergandengan tangan menikmati pantai di Bangka Belitung. Menemukan semua keindahan yang Tuhan ciptakan bersama pasangan.

Saya juga bermimpi, di suatu hari minggu yang senggang, saya dan pasangan akan berkeliling-keliling kota mengendarai vespa. Berkeliling di kota tua. Menikmati keindahan arsitektur kuno dan mengabadikan setiap bangunannya.

***

Rumah impian saya ada dua jenis tipe yang berbeda. Saya menyukai rumah dengan arsitektur kuno yang mempunyai teras yang luas. Mungkin karena saat kecil keluarga saya tinggal di rumah-rumah dinas dengan arsitektur khas Belanda. Kuno sekali. 

Di halaman tersebut, akan saya tanam dengan berbagai macam pepohonan buah-buahan dan bunga-bunga. Pada saat musim panen kelak, buah dapat dipetik langsung. Fresh from the trees :D
Di halaman tersebut, akan saya letakkan beberapa kursi untuk bersantai di sore hari. Bersama anak-anak bermain di halaman sambil menunggu suami pulang. Dan ketika teman-teman datang, kami dapat melakukan pesta kebun bersama. Hmm.. menyenangkan :)

Tipikal rumah satunya agak kontras dengan rumah sebelumnya. Saya suka dengan rumah modern gaya urban yang menggunakan material alam dan unfinished. Seperti penggunaan material semen dan kayu yang kemudian difinish seperti tampak usang/unfinished. Saya menyebutnya "Rumah Down To Earth".

Rumah urban yang tidak terlalu besar namun memiliki halaman yang cukup luas. Ya, saya suka dengan halaman yang luas dengan pepohonan yang rindang. Akan saya desain rumah urban ini dengan warna-warna yang menyenangkan. Warna-warna netral seperti abu-abu, hitam dan putih yang dipadu dengan warna kontras seperti magenta, kuning, dan tosca. Sofa empuk berwarna terang di ruang keluarga, meja makan unfinished dengan latar belakang dinding berwarna hitam yang kontras dengan lemari pantry yang berwarna coklat. Dinding teras yang unik dengan ilustrasi siluet lampu teras ala London.

Di salah satu sudut rumah terdapat sebuah perpustakaan yang tidak terlalu besar dan ruang kerja yang nyaman untuk saya dengan suami. Ruang kerja yang langsung menghadap teras dengan dinding kaca yang cukup besar. Ketika suntuk, kami dapat merefresh pikiran dengan melihat warna-warna hijau dari rumput dan pepohonan. Ademm...

Rasanya ketika pulang kerja atau travelling dan menemukan rumah yang senyaman itu akan sangat menyenangkan sekali.. Baiti Jannati.. :)

Dear Suamiku di Masa Depan, 
Semoga kita dipertemukan dengan cara yang indah oleh Tuhan. Ini mimpi-mimpiku. Aku tau pasti mimpi-mimpimu lebih banyak lagi. Kita gabung dan kita satukan hingga menjadi sebuah mimpi yang indah.

Dalam tiap doaku, aku selalu mendoakanmu. Dan tak lupa mendoakan diriku sendiri. Sebuah doa agar suatu saat ketika kita dipertemukan, kita telah berhasil memantaskan diri: aku pantas untukmu dan kamu pantas untukku. 

Dear Suamiku di Masa Depan,
Aku selalu berusaha bersabar. Mengira-ngira kapan kita akan dipertemukan. Aku percaya bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan. Dan kamu yang saat ini berada di luar sana, juga percaya suatu saat kita akan dipertemukan. Saat ini, kita hanya bisa berusaha mewujudkan impian kita masing-masing hingga tiba saatnya kita dipertemukan sembari selalu berdoa.

Nanti, ketika tiba waktunya kita dipertemukan, kita telah siap dan pantas untuk menerima satu sama lain.
Insya Allah :)

Selamat malam suamiku di masa depan :)

Tertanda,                     
Istrimu di Masa Depan

9 Oktober 2012

Pulpy Orange (2)

Masih di Bali dan di tahun 2012 yang sama, kali ini saya dan rombongan mbolang menuju sebuah tempat. Tempat ini tidak bisa dibilang cafe karena tempatnya sangatlah besar dan luas, dibilang restoran juga bukan karena menu makanannya tidak seberat menu-menu di restoran. Mungkin penamaannya sudah cukup benar menurut saya, Rock Bar. Yap, sebuah bar. Sebuah bar yang sangat WOW menurut saya! :D

sumber: www.ayanaresort.com
Rock Bar terletak di Ayana Resort and Spa, Jimbaran Bali. Bar ini terletak di belakang resort dan berbatasan langsung dengan tebing dan laut. Sesuai dengan namanya, bar ini berdiri di atas batuan (rock) dan langsung menghadap lautan lepas. 

Rock Bar terkenal dengan sunset-nya yang sangat indah. Menikmati sunset di lautan lepas sambil memandang lautan serta ombak yang mulai pasang, menghantam-hantam batu-batu karang yang berserakan di sekitar Rock Bar. Indah dan romantis, bukan? :)

Saat kami menuju Rock Bar dari lobby hotel, kami sudah disajikan pemandangan indah. Salah satunya adalah kolam renang yang langsung menghadap lautan lepas. Rasane pengen nyemplung! (baca: rasanya ingin lompat ke kolam renang).

Untuk menuju Rock Bar, kami harus menaiki semacam gondola kecil. Gondola ini hanya dapat memuat 8-9 orang. Emang dasarnya kita belum pernah ke Rock Bar yah, jadinya yaa agak udik dikit gituh. Hahahaha. Foto sana-sini. Ah biarlah, toh gak ada yang kenal sama kita. Cueks!

Selama turun naik gondola, kita disajikan dengan pemandangan yang cantik dan silau. Pada saat itu masih sekitar jam 16.30 WITA. Jadi matahari lagi setengah-setengah turun dan masih cukup panas. 

Setibanya kami di Rock Bar, banyak hamparan payung berwarna hitam. Pihak Rock Bar menyediakan fasilitas "penolong" untuk para pengunjung. Yaitu payung untuk berteduh dari panasnya matahari dan handuk dingin beraroma melati. Nyeesssss... rasanya adeem bener dah~

Ehm. Mungkin kalian pada bingung ya, kenapa saya beri judul postingan ini dengan judul "Pulpy Orange". Jadi begini, emang dasarnya kita ke Bali dengan modal pas-pasan ya, jadi yaa kita mikir "Ah pesen minum aja deh nanti, pasti makanannya mahal deh." Saya pun juga begitu, saya mau mesen minuman aja, toh juga belum laper-laper banget. Paling nanti ujung-ujungnya patungan sama anak-anak beli kentang gorenglah minimal. 

Yaaa namanya juga tempat bagus ya, menjual suasana yang belum tentu ada di tempat lain, terus di kawasan resort, ya jelas dong kalo menunya mahal-mahal. Saya pikir ya wajarlah seperti itu. Sampai akhirnya saya melihat "tabung" menu. Bagian menu makanan saya lewati, bagian wine and beers jelas gak mungkin saya pesen, akhirnya mata saya mencari orange jus lah ya. Elit sedikit lah. Masak iya pesen air mineral hahaha :p

Ah nemu! Saya melihat tulisan orange juice, kemudian melihat harganya. Saya diam sejenak. Hening. Diam. Lalu menu saya serahkan ke Dimas. "Biar dia milih menu dulu, sambil saya mikir pesen gak ya", batin saya dalam hati. Mau tau harganya? Yaa bisa untuk beli bakso 5 mangkok deh. Haha!

Rupanya, yang mbatin bukan saya aja. Teman-teman saya yang lain mbatin semua. Ahahaha, kalo inget-inget itu suka ketawa sendiri :)))

Akhirnya orange juice jadi saya pesan. Daripada saya dehidrasi, gak apa deh. Cuaca Bali sore itu masih cukup panas walaupun kita sudah berlindung pake payung. 

Matahari mulai terbenam, dan memang pemandangan saat itu sangat indah! Langit bersemu kemerahan, ombak mulai pasang dan menghantam-hantam batu karang. Lilin-lilin mulai dinyalakan. Romantis sekali :)
Kata Dika, kalo nunggu agak maleman sedikit,  laut benar-benar pasang dan ombak sangat tinggi. Momen paling bagus itu ketika ombak setinggi batu karang di Rock Bar menghantam batu karang tersebut. Tenang saja, kita tidak akan terkena air laut karena akan pecah saat menghantam batu. 

Momen itulah yang sebenarnya saya tunggu-tunggu. Tapi sepertinya ombak saat itu masih tenang-tenang saja walaupun laut mulai pasang. Kami menunggu hingga pukul 18.30 pun ombak masih "cukup" tenang. Minuman kami sudah habis dan kami mulai kelaparan. Rasanya gak tega sama dompet untuk memesan makanan di situ. Akhirnya kami putuskan untuk pulang saja.Daripada perut kelaparan. 

Sebelum balik, kita minta bill dulu sama si mbaknya. Saya pun menyiapkan uang seharga orange juice tadi. Ketika bill datang, kami yang sudah menyiapkan uang, kaget dengan total biayanya. Kenapa harganya gila-gilaan gitu. Errr -______-

Pelan-pelan kami coba menghitung. Dan rupanya taxnya "lumayan" mahal. Padahal kami semua cuma memesan minuman aja. Yaudah, mau gimana lagi. Kabur juga gak mungkin kan. Nyemplung ke laut bisa aja, tapi habis itu hilang kena ombak. Werr.

Yaa, dibuat pengalaman lucu-lucuan aja. Mulai dari orange juice yang masih enakan pulpy orange, harga yang bisa buat beli baju 1 potong, sampai melihat pemandangan sunset yang indah. Setimpal lah xixxixi :p


Di sambut gamelan Bali secara live :)
Wah ada prewed. Wuwuwuwuwu =3

 
Indah bukan? =3
 


 


 
The Gondola
sumber: www.ayanaresort.com

 
 

 
    

 




   

  

sumber: www.ayanaresort.com

sumber: www.ayanaresort.com

sumber: www.ayanaresort.com
*sumber foto: Saya, Dika, Dimas Cumi

6 Oktober 2012

Padang-Padang Beach (1)


Seperti yang saya ceritakan di postingan ini, sudah kelima kalinya saya ke Bali. Bosan? Bisa jadi. Tapi Pulau Bali ini seperti selalu punya magnet untuk menarik saya kembali ke sana. Dari tahun 2007, tahun 2010, 2011, sampai 2012 barusan ini. Bisa dihitung setiap tahun saya ke sana. Walaupun setelah balik dari Bali saya niatkan untuk travelling ke tempat lain, selalu saja ada alasan untuk kembali ke Pulau Dewata ini.

Mulai dari saya ikut rombongan SMP adek saya untuk ikut ke Bali (dengan alasan adek saya masih terlalu kecil untuk dilepas pergi jauh-jauh, jadi kakaknya harus ikut hihihi :p ) di tahun 2007 lalu, kemudian di tahun 2010 untuk pertama kalinya pergi ke Bali - Lombok hanya dengan temen-temen saya -Nabilla, Dede,dan Pandu- (baru kali itu pergi sejauh itu tanpa keluarga) yang sempat saya posting part 1-nya di sini, tahun 2011 pergi dengan rombongan dari Despro ITS untuk acara ICCI yang saya ceritain di sini, dan di tahun 2011 yang sama backpackeran dengan travelmate saya si Nabilla yang sedang galau gemalau saat itu, dan yang paling gresss tahun 2012 dengan temen-temen saya yang jumlah anggotanya lebih banyakan dari tahun sebelumnya.

Dan dari tahun-tahun itu pengen saya ceritakan dengan sistem acak. Lompat-lompat pertahunnya. Mulai dari wajah cupu sampai dengan wajah trendi nyahahaha :p

***

Edisi Bali kali ini saya mulai dari kunjungan bulan lalu di tahun 2012 ini. Lebih tepatnya pertengahan bulan September 2012 lalu. Rombongan saya kali ini lebih banyak. Total 7 orang dan yang sudah standby di Bali ada 3 orang. Sebelum saya cerita lebih jauh, mari saya perkenalken dengan rombongan mbolang saya :)


Nabilla
Travelmate saya yang hampir selalu ada di setiap episode Bali dari tahun ke tahun (kecuali tahun 2007).
Teman sekantor dan teman sepergalauan.
Penyuka kepiting Super Gizi dan anti film horor. 
Punya peliharaan anjing namanya Lennon.

Dika
Edisi Bali kali ini banyak sekali tertolong oleh keramahan keluarganya si Dika sebagai tuan rumah.
Wajah ramboo tapi hati teddy bear, begitulah gambaran pria satu ini.
Mahir menirukan goyang itik dan olah wajah.
Pemilik Bumblebee, vespa kuning yang unyuh.


Dimas Cumi
Seorang fotografer yang kocak, rame dan supel.
Hape androidnya (yang saya lupa mereknya apa) menjadi andalan selama di Bali.
Hobi nongkrong di kafe dan selalu standby untuk diajak kemana-mana.
Gak mau dipanggil "dek" dalam posisi sedang akan dikenalkan dengan cewek :p 


Bella
Seorang model dan presenter stasiun televisi swasta di Surabaya yang gawul dan oke punya.
Rame, heboh dan jago belly dance ala Mulan Jameela.
Punya usaha pembuatan dress yang unyuh-unyuh.


Edo
Doinya si Bella yang merupakan pakar dari obat-obatan.
Paling suweneng ngegodain si Anggit.
Jago casciscus keminggris

Dede
Travelmate saya juga dan muncul hampir di setiap episode postingan Bali (kecuali tahun 2007).
Asli penduduk Bali yang bertempat tinggal di Lombok.
Ceroboh, miss gossip, dan begajulan.
Saat ini bekerja di sebuah konsultan interior di Bali.

Gusmang
Editor dan fotografer sebuah majalah terkenal di Bali.
Doinya si Dede yang punya 2 jenis anjing, Herder dan Pom.
Seorang mahasiswa tingkat akhir DKV ISI Bali
 Pemuda asli Bangli, Bali



Anggit
Wanita bertumbuh tinggi bongsor ini paling sering bolak balik Surabaya-Bali.
Senang dengan kegiatan sosial
Tergabung dalam tim Eureka TV ITS


Nindy
Adeknya si Dika.
Jago nyanyi dan mahir casciscus bahasa inggris.


***

Jauh hari sebelum berangkat, saya dan partner in crime saya, Nabilla, sudah membuat list kemana saja kami akan pergi. Salah satunya adalah Padang Padang Beach. Tahun lalu kami tidak sempat mampir ke pantai ini. Rekomendasi itu datang dari dosen kami, Ibu Anggri.

Perjalanan menuju Padang Padang Beach dari Sunset Road (rumah Dika tempat kami menginap) kurang lebih 1-1,5 jam.Jalanan cukup macet, karena rupanya sedang ada pembangunan besar-besaran di Bali. Mulai dari bandara Ngurah Rai yang dipermak menjadi bandara Internasional hingga pembangunan jalan tol dari Nusa Dua-Ngurah Rai-Tanjung Benoa.Uniknya, sebagian jalan tol nanti akan berada di atas laut. Itu disebabkan di Bali tidak diperbolehkan membangun bangunan yang tingginya melebihi tinggi pura. Dan umumnya jalan tol yang berada di kota-kota besar tinggi dan melayang di darat.

Udara Bali saat itu cukup panas terik. Saya sih seneng-seneng aja, soalnya sewaktu saya ke Bali tahun lalu cuacanya sedang mendung dan hujan. Jadi kurang seru kalau mau keliling-keliling.

Padang Padang Beach terletak di antara tebing dan karang-karang. Posisinya yang berada di bawah menyebabkan kami harus turun dari jalan utama. Untuk menuju pantai, kami harus melewati turunan anak tangga di antara tebing karang yang tinggi. Keyeenn! Seandainya Padang Padang Beach ini adalah pantai virgin alias masih perawan, ketika kami harus melewati tangga karang dan melihat pantainya, mungkin kami seperti menemukan surga dunia. Hehehe..

Pemandangan pantai sama pada umumnya. Orang-orang yang membuka tenda dagangan, bule-bule yang berjemur, berenang di pantai, sampai menggunakan perahu boat. Tapi memang ada sudut yang berbeda dari pantai-pantai lainnya. Ada sebuah tebing karang yang bagian bawahnya dapat dilewati. Di sudut tebing terdapat sebuah gua kecil yang di depannya terhampar semacam lumut (tapi tidak licin) berwarna hijau. Seperti menggunakan karpet bulu berwarna hijau cerah! :D

Air laut yang bening, pasir yang lembut, hamparan tebing karang yang tinggi menjulang serta "karpet" lumut yang unyuh membuat kami cukup betah berlama-lama...

Menuruni anak tangga..


Melewati jalan kecil di antara karang besar


..dan VOILA! Welcome to Padang Padang Beach :)








Ini nih sudut yang paling ciamik! 

You can see the ocean every day if your house was there =3

A Small Cave
"Karpet" Lumut



 

Say "Cheessseee"
 





Oke guys, sampai jumpa di postingan berikutnya! :D
Adios!
*sumber foto: Saya, Dika, Dimas Cumi