26 Desember 2011

Pantai Jumiang : pantai, tebing dan kaktus

Cukup banyak yang nanya ke saya dimana aja laut bagus di Madura. Well, walaupun saya ndak terlalu ngefans banget sama laut, yaa saya cukup tau dimana aja lokasi laut yang ciamik di Madura. Saya tau karena saban lebaran saya mesti pulang ke rumah nenek di Madura, lebih tepatnya di kota Pamekasan. Dan hiburannya adalah ke laut. Mulai dari yang paling deket sampai yang masuk ke pelosok-pelosok desa.

Yang baru-baru ini saya tau adalah pantai Jumiang. Letaknya di pelosok kota Pamekasan, lebih tepatnya di Desa Tanjung Pademawu. Pantai ini berjarak kurang lebih 12 km dari kota Pamekasan.


*source from Google

Dengan bekal tanya-tanya, berangkatlah saya dan keluarga serta saudara-saudara. Perjalanan cukup jauh juga. Dari kota Pamekasan sampai ke laut yang di tuju ditempuh sekitar 1,5 jam- 2 jam lah. Saya cukup penasaran. Katanya Pantai Juming ini bagus dan belum banyak orang yang tau. Hmm..

Sepanjang perjalanan saya melihat ladang-ladang garam. Saya jadi ingat cerita adek kelas saya, Angger. Dia pernah ikut menjadi kru Art Director dalam film Mestakung. Film ini sebagian besar berlokasi di Madura. Bercerita tentang seorang anak Madura yang pintar pelajaran Fisika sehingga membawanya juara dalam olimpiade Fisika tingkat internasional. Film yang sangat menginspirasi :)

Saya sempat berhenti di salah satu ladang garam. Saya kepengen lihat dari dekat bagaimana ladang garam itu. Dan untungnya, pada saat saya ke ladang garam tersebut, ada banyak tumpukan garam yang telah di panen. Wah, lumayan ini kalo di bawa pulang. Gak usah beli garam lagi deh hehehhe, batin saya dalam hati.

Cuman, memang tumpukan garam itu belum diproses lebih lanjut. Sehingga belum layak jual. Syukurlah matahari terang benderang. Karena dari situlah petani garam bisa memanen garam mereka. Sinar matahari yang banyak.


*kincir angin ini berfungsi mengalirkan air laut ke petak-petak ladang garam






*garam cap indonesia :D

Kelar puas pegang-pegang garam, saya melanjutkan perjalanan lagi. Kata bapak saya bentar lagi nyampe. Benar saja, ada petunjuk arah Pantai Jumiang. Ah, tapi sayang sekali. Petunjuk arahnya hanya papan kayu ala kadarnya yang ditulis dan ditempelkan asal-asalan. Terlihat sekali belum diniatkan :(

Tak lama kemudian, di sisi kanan saya sudah terlihat hamparan laut. Hello sea, we're meet again. Hahaha. Cukup banyak juga penduduk yang tinggal di pesisir Pantai Jumiang ini. Dan bisa ditebak, pekarangan rumah mereka banyak terisi jemuran. Mulai dari menjemur ikan, kerang, hingga rumput laut. Yap! Penduduk di sini ternyata juga membudidayakan rumput laut.

Dan, ketika kami sudah sampai di Pantai Jumiang, yang pertama ada di benak saya adalah pantainya kotor. Sungguh. Air lautnya coklat. Dan batin saya pun berkata, katanya bagus, kok begini?

Sebenarnya pantai ini sangat berpotensi loh. Pasirnya putih. Kemudian ada petani rumput laut pula. Pengunjung pantai dapat melihat bagaimana cara mereka membudidayakan rumpul laut secara tradisional, memanen, hingga membuatnya menjadi makanan khas Madura. Yap! Rujak Madura. Dan semuanya bisa dilihat langsung di tempat tersebut!

Dan di pinggir-pinggir pantai pun ada rumah-rumah seperti pendopo yang difungsikan untuk pengunjung yang beristirahat. Tapi, lagi-lagi sayang.. tidak terawat deng an baik. Sungguh sangat sayang sekali!










*panorama pantai Jumiang




*tak ada ayunan, batang pohon pun jadi


*wajah-wajah khas anak pantai




Ketika saya dan adek-adek saya sedang asik jeprat-jepret, tiba-tiba bapak saya memberitahu kalau bukan pantai ini yang kami tuju. Memang ini pantai Jumiang, tapi yang dimaksud saudara saya bukan pantai ini. Ternyata benar kan dugaan sayaaa.. Bukan pantai ini yang dimaksud. Akhirnya, segeralah kami menyusul saudara-saudara saya yang sudah sampai di tempat tujuan.

Jalan yang kami lewati seperti melewati bukit-bukit. Masak sih ada pantai di atas bukit, batin saya terus berkata seperti itu. Banyak ilalang-ilalang, rumput yang meranggas, pohon-pohon kering, dan kami terus menaiki bukit tempat saudara saya berkumpul. Dan, Subhanallah! Ya, memang benar ini masih bagian dari pantai Jumiang. Tapi ini di tebingnya. Yap! Kami ada di atas tebing pantai Jumiang.

Keluar dari mobil, tak hentinya saya berucap Subhanallah. Di depan kami, terhampar lautan dan langit biru. Indah sekali!! XD

Semua spot saya datengi. Memang, rumput, pohon, semuanya meranggas. Tapi justru itu yang menambah keeksotisannya. Dan yang bikin aneh, ada beberapa tanaman kaktus. Rada heran juga saya. Biasanya kaktus kan di padang pasir. Ini di atas tebing, bahkan bersebelahan dengan air laut pula. Subhanallah!

Kemudian saya diajak untuk turun ke bawah. Jadi, di bawah tebing ini, ada semacam batu-batu karang yang cukup banyak dan eksotis. Memang terdapat jalan setapak. Tapi dipenuhi ilalang yang tumbuh dengan padat. Jadi, jalan pun harus hati-hati. Di bawah, lebih banyak lagi tanaman kaktus. Tapi sayang, orang-orang yang iseng tidak bertanggungjawab menulis-nulis di daun-daun kaktus. Merusak keindahan!

Rasanya ketika sudah berada di bawah seperti terasa aneh. Di satu sisi, saya cukup familiar dengan hamparan batu karang dan laut. Tapi, tiba-tiba muncul tanaman kaktus yang cukup banyak, yang lokasinya pun di tempat tersebut. Sangat waoww sekali!

Di bagian atas tebing pun tidak kalah menarik. Dari atas, kita bisa melihat keseluruhan laut. Kemudian terdapat pula fasilitas sebuah rumah dengan tangga yang cukup banyak. Rupanya rumah yang mirip pendopo tersebut sengaja dibuat tinggi agar pengunjung bisa lebih jauh melihat laut dan sekitarnya.

Seandainya saja, daerah ini bisa dimanfaatkan potensinya menjadi lokasi wisata, pasti akan sangat bagus. Selama ini belum banyak orang yang tau tentang Pantai Jumiang. Lokasi yang jauh dan minimnya petunjuk arah yang mengakibatkan banyak orang yang tidak tau. Jadi memang hanya sangat mengandalkan cerita dari mulut ke mulut saja.

Selama perjalanan pulang, saya hanya bisa mbatin. Ahh, sayang sekali.. sungguh sangat disayangkan. Mungkin cara satu-satunya adalah memasukkan pantai Jumiang ini ke dalam berita di televisi. Entah itu acara rekreasi keluarga, atau sekilas info.

Eh, ternyata rasan-rasan saya ini beneran kejadian! Beberapa hari kemudian, ketika saya sudah pulang ke Surabaya, salah satu stasiun TV Surabaya memberikan reportase tentang tempat wisata Pantai Jumiang. Akhirnya, doa saya didengarkan hehehee :D


*laut dan kapal nelayannya


*meranggas




*entahlah. tapi saya suka sama kombinasi pohon kering vs langit biru


*ki: kaktus di permukaan tebing, ka: kaktus di atas batu karang lautan








*batu karang di bawah tebing




*Pantai Jumiang tampak samar
(pengambilan gambar foto seperti di Pecatu, Bali :p)





*ki: saya dan bapak saya, ka: adek saya -Aya-


*ki: adek saya -Caca- , ka: bapak saya


*seperti tersesat di padang pasir :p









Itulah sedikit cerita Pantai Jumiang. Semoga dari tulisan ini bisa membantu agar Pantai Jumiang dapat dikenal lebih jauh. Aminnn.. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikannya, right?

Mungkin itu dulu ya sharing-sharing dari saya. Tunggu postingan saya berikutnya.
Thanks for read! Adios!


5 komentar:

aloysia mengatakan...

hwaaaa...berarti aku kemaren kelewatan yaa... T.T
ini kapan km ksananya?? kok gak bilang2 sih ada nih pantai...
kapan2 balik madura lg deh...ehehehe

hello yellow! mengatakan...

hehhe..iya lusiii.. aku jg mau jelasinnya bingung gimana. orang aku baru kesana sekali doang. gak apal lah. hehehehe. yaaa tar yaa maen2 lagi ke madura. hihiihi..

essa.abubakar mengatakan...

di balik laptop miniku, ada seonggok tubuh dengan kepala botak sedang mendengkur..(baca : Aar)
Andai dia baca ini, sudah kusuruh liat postingan ini,,wah keren nih buat spot berpeutalang hehe.
oh ya Aar kan mau ditempatin di Surabaya, nah aku di Tuban. There's always big opportunity buat pergi kesana bareng2..hehe

hello yellow! mengatakan...

haha..ayok segera pindah. biar bisa mbolang rame2. hahahahha :)))

amal_kasih mengatakan...

wag sata selaku orang madura mgk saya bisa membantu tmn2 utk menunjukkan jalannx law boleh taw kelebihan pantai jumiang dengan pantai camplong apanya yaa???