27 Desember 2010

semacam short review


(from uncle google)

(500) Days Of Summer
I love this movie very much!
Komplit!! Film yang soundtracknya enak-enak (She&Him, The Smiths, The Temper Trap, Regina Spektor, and many more), pemain yang keren-keren (how i love Joseph Gordon-Levitt and Zooey Deschanel) dan cerita klise, simpel namun sangat mengena.


"but you should know upfront, this is not a love story"


22 Desember 2010

Happy Mother's Day, Mom


Bunda - Melly Goeslaw

Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Ku pandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda

Pikirkupun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku

Reff:
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu dtimang

Nada nada yang indah
Slalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya

Tangan halus dan suci

Tlah mengangkat diri ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

Back to reff

Oh bunda ada dan tiada dirimu
Kan slalu ada di dalam hatiku

*i miss u, mom :)

tomorrow, i'll come to you and bring a beautiful flower just for you, mom..

18 Desember 2010

Selamat Berjumpa Kembali, Bandung (Part 3)



*Ini adalah final story tentang edisi Bandung dan Pasar Seni ITB. Part 1 dan part 2 bisa disimak di sini dan di sini. Mumpung belum pergantian tahun, jadi saya sempatkan untuk menyelesaikan tulisan ini. Biar hutang cerita saya lunas. Hehe. Maaf karena saya pending cukup lama ending postingan ini, karena cukup disibukkan oleh riset TA :)


Hari Minggu, 10 Oktober 2010

PASAR SENI ITB!! Here we come! :D
Pagi itu perasaan rasanya menggebu-gebu. Sangat antusias dan saya khawatir kalau saya nanti kalap (take a breath, dila). Kita berlima sudah siap tempur. Semua perlengkapan dan duit tentunya, jangan sampai terlupakan. Hehe..

Kita memang sengaja untuk berangkat pagi. Selain karena kita akan mampir dulu ke Gedung Sate (informasi dari si Tiza katanya ada pasar barang murah. Mari kita coba tengok), Pasar Seni ITB ini sangatlah luas. Dan acara tersebut hanya 1 hari, itupun dijatah dari jam 08.00-18.00 WIB! Hanya 10 jam saja! Dan kita tidak mau tertinggal untuk menjelajahi semua area dan pameran. So, c’mon let’s go baby!!

Anyway, pasar barang murah ini ternyata di sepanjang arah menuju Gedung Sate. Dan untuk menuju Gedung Sate sendiri lumayan cukup berkeringat. Walahh, mana kita saltum lagi. Seharusnya macak gembel aja deh biar dapet murah. Hahaha! Oh iya, kita sempat sarapan juga. Lupa nama makanannya apaan, tapi kalau di Surabaya ini mirip sama pecel/tahu tek. Dan menurut saya masih enakan pecel sama tahu tek. Hehehe. *Mana mahal lagi. Uhuk!:p


Entah apa yang saya tertawakan saat itu. tapi foto ini memang sangat komunikatif. haha.
this picture from uuto




Ini dia makanan yang saya bilang tadi. masih enakan pecel. beda selera kali ya.


Kelar dari Gedung Sate dan sekitarnya, kami lanjut naik angkot menuju ITB. Itupun tidak langsung sampai di tempat. Masih pake acara salah pintu masuk dan kami harus memutar. ITB luas euy! Gempor dah ini kaki. Tapi kami cukup cerdas. Kami cegat angkot dan tanpa pikir panjang langsung tariiikkk mangggg!..

Dan, Voila! Di pintu masuk Pasar Seni ITB, kami sudah disambut dengan berbagai macam instalasi karya. Dan saya pun berdecak kagum. Semua karya punya arti sendiri-sendiri. Mulai dari sindiran tentang kasus om Munir, sarjana singkat alias sarjana ilegal, sampai dengan ayam tiren. Yang kerennya semua dikemas secara sudut desain. Sehingga tidak terkesan membosankan dan pesan langsung terserap oleh pengunjung. Good job! Tidak ada sudut yang terbuang sia-sia. Semuanya dimanfaatkan. Baik untuk instalasi karya, galeri foto, dan penjualan merchandise Bandung.

Saya bersyukur, betapa beruntungnya kami pagi itu. Kami sempat melihat tarian pembukaan acara Pasar Seni ITB. Dan lagi-lagi saya tersihir dan terpukau! Tarian dan musiknya mampu membuat bulu kuduk saya merinding. Damn! Keren sekaliii.
Alunan musik yang mengiringi penari sangat terdengar magis. Semua penari memakai kostum yang unik dan sangat berkarakter. Dari yang warna kuning, putih, sampai warna-warni kayak es krim Paddle Pop (serius!). Dan memang kostum Paddle pop itu yang menjadi favorit saya. Hehe..


jalanan aspal pun disulap menjadi karya dengan lukisan dan pilox diatas kain panjang

sebuah tarian pembukaan Pasar Seni ITB 2010
foto atas: itu kostum Paddle Pop yang saya sukai :D
foto from: kiki, edit by: dila




Dari peta yang disediakan oleh panitia, stand produk terbagi menjadi 6 area. Dan semuanya tersebar rata. Bayangkan, satu area dengan banyak stand-stand produk yang menawarkan dagangan lucu-lucu dan kreatif sudah memakan waktu yang cukup lama. Apalagi ini ada 6 area! Dan benar saja. Masih di satu area yang kami kunjungi, tapi memakan waktu yang cukup lama. Saya akui, setiap stand mempunyai karakter yang berbeda-beda. Dan rasanya kurang afdol kalau satu persatu tidak dijelajahi. Haha. Mulai dari menjual aksesoris, clothing, hingga elemen interior seperti bantal, jam dinding daur ulang, dsb. Sangat kreatif!

Bukan hanya stand penjualan saja, tetapi di sisi samping mereka juga ada banyak instalasi karya. Dan semuanya mempunyai tema masing-masing. Seperti wahana sawah, zona tradisi, lorong ilusi waktu, wahana neraka, kamar vibrator, museum masa depan, dan lain sebagainya. Semuanya menawarkan berbagai macam sajian. Ada komunitas sepeda tua yang menyusun sepeda mereka menjadi tumpeng raksasa sampai suasana sawah ketika panen. Cool!

Oh yaa! Asal tau sajaaa.. biasanya mesin atm di sebuah kampus banyak nganggurnya. Tapi tidak dalam event ini. Antriannyaaa.. cadas! Kasihan juga si mesin atm ini, sampai panas karena terlalu sering “memuntahkan” uang dalam waktu 24 jam, eh, 10 jam!

Ehm..rasanya tidak sah kalau tidak berbelanja. Haha! Saya dan teman-teman saya memang berusaha menghemat pengeluaran sampai event ini tiba. Karena memang ada banyak stand-stand yang lucu-lucu. Jangan salah. Tidak hanya wanita saja yang kalap. Para cowok-cowok juga ngantri di mesin atm dan berbelanja. So, it shopping time (again)!! ;D

dari sekian banyak stand, tiba-tiba stand ini sangat menarik perhatian saya.
lihat saja nama stand ini. sangat Surabaya sekali ;p

Saya cukup terkesima dengan konsep Pasar Seni ITB ini. Ini pendapat murni saya sih. Dengan animo segini banyaknya pengunjung (bukan hanya dari Bandung dan Jakarta, tapi dari seluruh Indonesia. Serius!), panitia hanya memberikan waktu 10 jam saja untuk mengelilingi seluruh sisi ITB. Bayangkan seberapa besar ITB ini. Dan bukan hanya itu, panita juga pintar membuat sekian banyak stand produk dan instalasi karya yang begitu banyak dan detail sehingga membuat kita-kita sebagai pengunjung bingung harus kemana dulu. Jujur, belum semua area saya jelajahi. Ya karena keterbatasan waktu, banyaknya area yang harus dikunjungi dan crowdednya pengunjung! Jadi, saya membuat kesimpulan sendiri yang saya sampaikan ke teman-teman saya. Kalau menemukan barang/pernak-pernik lucu dan harganya worth it, langsung beli aja. Soalnya kalau di pending dan berniat untuk kembali lagi nanti, jangan harap barang itu masih ada dan waktunya masih sempat. Hukum ekonomi "siapa cepat dia dapat" itu berlaku hari itu. Hahaha.

Oh ya! Saya juga sempat terperangah. Pengunjung secara tidak langsung ikut diajak "membersihkan" area Pasar Seni ITB ini. Caranya dengan mengumpulkan botol minuman dengan jumlah tertentu, kemudian di tukarkan ke stand panita. Dan pengunjung berhak mendapatkan sejumlah merchandise dari panitia. Cerdas!!

*anyway, saya cukup sedih karena tidak bisa menyaksikan FRAU tampil. Padalah itulah alasan saya berangkat ke Bandung. Cukup disayangkan kapasitas gedung yang menampung penonton tidak terlalu besar. Padahal animo pengunjung untuk melihat FRAU tampil sangat banyak. Bahkan mereka rela mengantri secara berdesak-desakan untuk masuk ke dalam gedung. Ahh, kenapa juga di dalam gedung. Ya setidaknya panitia menyediakan gedung yang lebih besar yang mampu menampung banyak orang. Atau kalau tidak cukup dalam format pesta kebun saja. Jadi di outdoor. Yang jelas-jelas semua orang bisa melihat tanpa berdesakan. Hanya saran sih. Dan melihat semrawutnya pengunjung yang ingin masuk membuat saya dan teman-teman saya ilfil lalu memutuskan melanjutkan perjalanan berkeliling ITB. Mungkin untuk saat ini saya cukup mendengarkannya via i-pod saja. Haha.


lautan manusia yang memadati Pasar Seni ITB




***



Esoknya, the last day di Bandung, kami semua sudah packing dari pagi hari. Rencananya kami menitipkan barang di lobby dan berangkat untuk mencari oleh-oleh. Kartika Sari jelas wajib hukumnya. Dan yang pasti kami langsung capcus menuju Jl. Trunojoyo, Bandung. Jalan yang terkenal dengan deretan distro-distro Bandung. Kita belajar jadi anak gawul ceritanya. Hahahaha :p

Seharian kami semua keluar masuk distro. Ahh, ada sebuah distro yang menarik perhatian saya. Sayangnya saya tidak diijinkan untuk memotretnya. Katanya takut ditiru. Sempet saya potret diam-diam sih. Hahaha. Tapi kurang jelas gambarnya (bukan jago potret memotret, maaf). Dan sangat se-tema dengan konsep riset TA saya, Rustic.

Jadi, si distro ini (saya lupa namanya), konsepnya itu menggunakan material kayu, bingkai jendela bekas, lampu dop kuning, ekspos batu bata yang hanya difinishing dengan cat putih, papan tulis ukuran besar yang menjadi backdrop dan semen. Sangat natural sekali. Warna yang mendominasi sangat netral. Hitam, coklat, putih dan abu-abu. Hanya permainan warna pada bingkai jendela bekas yang cukup digantung di plafon. So extraordinary!

Oke, kelar sudah semua perjalanan kami hari itu. Lelah, bahagia, senang, sedih bergabung jadi satu. Sedih karena akan pulang meninggalkan Bandung dan kembali ke rutintas kampus, senang dan bahagia karena bisa menjadi bagian dari Pasar Seni ITB, dan lelah karena hari itu puncaknya kita olahraga kaki (semua perjalanan di tempuh dengan modal kaki dan angkot). Kalau kata Float, 3 hari untuk selamanya. Tapi kami semua bilang ini “4 hari untuk selamanya!” :D

Sampai jumpa kembali wahai kota kembang. Sampai bertemu di lain waktu, Bandung! Muaachh! :*

foto from dika

4 Desember 2010

Unforgetable Birthday

Kamis, 2 Desember 2010

Seharian itu saya mengalami PMS. Benar-benar dikacaukan oleh sebuah mood yang lagi tidak enak. Good! Wanita kalau mengalami PMS itu luar biasa berbahaya. Kenapa seperti itu? Karena semuanya bergerak sangat menjengkelkan. Sangat tidak menyenangkan. Sehingga saya putuskan, saya harus refreshing. Saya harus membuat kesibukan supaya PMS ini terlupakan.

Akhirnya saya ajak teman saya (Irna, Red.) yang ternyata juga lagi sama bad moodnya. HAHA! Jadi, kami yang sama-sama lagi suntuk, berjalan tak tentu arah. Damn! Kenapa juga saya mengalami PMS menjelang ulangtahun. *sigh
Kami putuskan untuk mencari makan saja. Saat itu, entah kenapa kami putuskan ke salah satu mall saja (keputusan yang salah akhirnya, by the way, karena berlanjut ke mall lainnya). Setelah makan, jalan-jalan seperti biasanya. Dan BELANJA. Oh Tuhan, kenapa wanita selalu berubah senang setelah belanja. Saya membenci fakta ini, tapi tidak bisa saya salahkan juga. Hahaha. Wanitaaa..
Yah, asal tidak keseringan saja. Bahaya kalau nafsu ini diturutin terus. Hihi.

Rupanya, salah satu teman kami menyusul (Arima, Red.). Dan ternyata dia mengalami masalah yang serupa. BAD MOOD. Muahahhahahahaha! Tiga cewek jomblo yang sedang bad mood berjalan bersama dari satu mall ke mall yang lain. Yap! kombinasi yang ciamik. Hahaha.
Dan perjalanan itu ternyata terus berlanjut sampai malam hari. WAOOOWW. Puas-puasin deh! Hahaha..

Oke, back to my unforgetable birthday story,
Saya pulang tepat pukul 22.00 WIB (tertawa puass hahaha!). Dan pas di saat itu, turun hujan dengan luar biasa derasnya. Petir dan kilat saling berlomba menunjukkan kekuatannya. Angin pun tidak mau kalah. Dan saya bersyukur, saya sudah ada dirumah. Aman.
Ternyata, dugaan saya salah. Banjir mulai mendekati rumah kami. Pengaman banjir sudah terpasang semua hingga jam menunjukkan pukul 23.00 WIB. Dalam hati saya, "Wah, satu jam lagi ulangtahun saya, tapi kenapa hujannya masih membabi buta gini?"


Jumat, 3 Desember 2010

Tepat pukul 00.00 ketika alarm handphone saya berbunyi nyaring dan muncul tulisan "Happy Birthday to me, 22 years old", banjir pun sudah tak terbendung dan masuk ke dalam rumah. Saya hanya bisa tertawa dan berkata pasrah di depan orang rumah, "Happy Birthday to me". Semua tertawa sambil bernyanyi lagu selamat ulangtahun. (Trims, anyway. Hihihi..)

Baru kali ini ulangtahun saya sangat berkesan. Besok pasti saya membabu untuk kerja bakti membersihkan rumah. Dan itu pasti seharian penuh. Tuhan memang bekerja penuh misteri. Hihihi. Tapi saya bersyukur, rupanya ulangtahun saya ini berguna bagi keluarga. Berguna dalam hal tenaga kerja. Hehehe.

Oh ya, saya mau cerita tentang pelaku-pelaku yang mengucapkan selamat ulangtahun pertama kali. Saya ambil 3 terbesar. Hehe. Yang pertama Aar teman saya dari Solo. Yang katanya berkesan karena bukan pake format biasa. Jadi pake basa-basi dulu. Hahaha. Itu si badut. Yang kedua, teman baik saya, Tiza. Dia rupanya terjebak banjir dan hujan juga di Grand City Mall sampai tengah malam. Untung dia tidak sendirian. Dia sempat bercerita katanya nunggu jas hujan yang diantar oleh kakandanya tercinta, mas Essa. Sirkuuiiiitttt.. Dan yang ketiga, nenek saya tercinta. Hihihi.. tepat ketika kami bangun tidur dan telah terkepung oleh banjir. Jadi, kaki turun dari tempat tidur sudah bisa kecek-kecek air. HAHAHA.

Dan sudah bisa ditebak. Apa yang saya kerjakan seharian. Bersih-bersih rumah. Ketinggian air di ruang tamu mencapai 15 cm. Dan ketinggian air di kamar tidur saya mencapai 8 cm. Waow! Hujan tadi malam memang merupakan hujan terbesar di awal bulan Desember ini. Dan untuk lirik lagu Desember dari Efek Rumah Kaca, "Aku selalu suka sehabis hujan di bulan Desember.." (yang saya tulis di postingan sebelumnya, Desember Lyrics), saya tidak setuju. Hehe. Pada dasarnya saya suka dengan cuaca yang cerah, yang dalam arti cuaca Surabaya yaitu panas terik. Hha. Saya tidak suka hujan. Psikologis saya langsung menunjukkan temperatur untuk bermalas-malasan dan galau :p

***


Saya cukup terperangah juga. Wah umur saya sudah 22 tahun. Ini sudah bukan umur seorang remaja lagi. Saya sadar di umur ini, sikap saya masih belum mencerminkan seseorang yang berusia 22 tahun. Saya masih suka selenge'an (it means banyak tingkah). Hehe. Ada teman saya yang bilang gini, "Umurmu udah 22 dil, ntar kalo di foto jangan kebanyakan tingkah lagi. Yang wajar aja. Hahaha!"
Haha. Itu kan bagian ekspresi saya. Sah-sah saja ah. Hihihi.. :p
Yah, semoga pribadi dan pola pikir saya bisa menjadi lebih dewasa dari tahun-tahun sebelumnya. Aminn.. :)
*Anyway, make a wish pertama saya malah berisi doa supaya hujan dan banjirnya cepat berhenti dan surut. Hahaha.

Sebentar lagi akan memasuki tahun 2011. Semoga menjadi tahun terbaik saya dan kalian semua. Aminn :D
Happy New Year, guys!! See u at another story :*

1 Desember 2010

December Lyrics

Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda

Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember,
Di bulan desember

Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka



So this is love
In the end of december
Quiet nights
Quiet stars
And i'm here
Monday to sunday
Cause you're fragile
And i'm weak

So you fall
When the nights grow longer
Into sleep
And won't wake up

Don't you worry
I'll be there for you
Don't worry about me
You know me better than that
I'll catch you if you would fall

So you drift
When the days grow colder
Away from me
And won't look back
Far away
And i can't guide you
But i'm here
Til the spring

Don't you worry
I'll be there for you
Don't worry about me
You know me better than that
I'll catch you if you would fall




* tulisan iseng. mengalami kebuntuan di saat mengerjakan Bab 3 Riset TA saya dan H-2 pertambahan usia.

30 November 2010

An old ipod

Ipod tua saya ini sudah berusia kurang lebih 3tahun. Mungkin masih dibilang belum terlalu tua. Tapi ipod tua ini memiliki banyak sejarah sepanjang hidupnya. That's why saya sebut sebagai ipod tua.

Ipod ini saya beli di tahun 2007. Di saat saya masih terbilang maba (mahasiswa baru,Red.) dan setelah ibu saya tiada. Seandainya ibu saya tahu saya membeli ipod ini, pasti saya bakal kenal omelan beliau. Hehe. :)
Kemanapun saya pergi, saya selalu membawa ipod tua ini. Selalu saya dengarkan dimana pun juga. Bahkan ketika sedang mengendarai sepeda motor (jangan ditiru: bahaya!). Sampai-sampai saking asiknya, saya tersesat di jalan asing dan panik. Hahaha!

Ketika saya baru mendapatkan ipod ini, saya isi sebanyak-banyaknya lagu-lagu favorit saya. Dan selalu saya update setiap mendapat lagu baru. Tetapi, ketika kegiatan kuliah saya semakin membabi buta, ipod ini terlupakan. Saya sudah tidak pernah meng-update lagi. Saya pun jarang menggunakannya. Saya taruh di lemari. Terabaikan.
Saya baru sadar untuk mendengarkannya lagi beberapa bulan yang lalu. Dan ketika saya dengarkan lagi, saya baru ngeh kalau playlist saya belum pernah di update sejak tahun 2008. Menyedihkan. Pantas sajaa, lagu-lagunya lagu lawas semua. Tapi tak apalah, bisa menjadi bahan nostalgia masa maba. Hehehe..

Sekarang ipod tua ini aktif kembali. Selalu saya bawa di dalam tas. Walaupun umurnya tidak sepanjang dulu lagi (gampang ngedrop), tapi masih bisa digunakan untuk menemani saya mengerjakan tugas. aheee.. :D

si ipod tua dan si leptop item saya


Playlist yang masuk ke Top 25 Most Played saya:

1. Sweetheart by Tiger Baby

2. Balerina by Efek Rumah Kaca

3. Life Effect by Stars

4. Accidentally in Love by Counting Crows

5. The Call by Regina Spektor

6. Coba Katakan by Maliq & d'Essentials

7. Heart by Stars

8. Love Song Ost. 50 First Date

9. The Scientist by Coldplay

10. Rise & shine by The Cardigans

11. Pergi Tanpa Pesan by Sore

12. I Think I by Byul

13. Shut Up and Let Me Go by The Ting Tings

14. Dilla by JaneDonna

15. Love in December by Club 8

16. The Mommy Song by Hi Mom

17. Nyala by Pure Saturday

18. If You're Not The One by Daniel Bedingfield

19. Tears for affairs by Camera Obscura

20. Love Letter To Japan by The Birds and The Bee

21. One day in your live by Michael Jackson

22. Sabda Alam by White Shoes & The Couples Company

23. Strawberry Swing by Coldplay

24.My Love by The Birds and The Bee

25. Do What You Wanna Do by Mocca

25 November 2010

T.R.A.V.E.L.L.I.N.G


Beberapa hari yang lalu saya melihat obrolan di twitter dengan hashtag #WhyTravel.
Dari namanya saja sudah membuat saya tertarik. Travel, travelling. Dalam bahasan #WhyTravel ini adalah mengenai mengapa kita sangat menyukai travelling, mengapa sangat menyukai suatu perjaalan, apa alasan kita menyukainya, apa saja pengalaman yang paling mengena buat kita, and the bla bla.

Saya pingin ikutan menjawab #WhyTravel.
Awal pertama kalinya saya suka dengan travelling karena ayah saya. Ayah saya bekerja pada suatu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang perkebunan. Mulai dari perkebunan teh, kopi, hingga coklat. Dan yang paling sering ayah saya ditempatkan adalah di perkebunan teh.
Itu mengapa saya sangat menyukai arsitektur kuno dan pegunungan. Perkebunan teh selalu berada di lereng pegunungan. Dan rata-rata rumah dinas yang kami tempati adalah rumah-rumah peninggalan jaman Belanda. Bisa dikatakan sejak saya lahir, saya sudah dikondisikan tinggal di pegunungan dan rumah kuno.

Oke balik lagi ke #WhyTravel. Perusahaan ayah saya selalu melakukan pemindahan pegawainya dari kebun satu ke kebun lain. Dan dari sanalah cikal bakal saya menyukai travelling. Dengan kondisi nomaden kami, menyebabkan saya harus belajar beradaptasi dengan lingkungan baru, dengan rumah kuno baru (YAY!), dengan sekolah baru, dengan teman baru, dan dengan hal-hal baru lainnya. Awalnya saya tidak menyukai situasi seperti ini. Karena ketika saya sudah mempunyai banyak teman di satu tempat, tiba-tiba situasi saya dihadapkan bahwa saya harus berpindah rumah lagi. Disaat itu usia saya sangat mempengaruhi kelabilan jiwa saya. Saat itu saya masih duduk di bangku SD dan saya masih labil (wajar anak kecil).

Tetapi, lama kelamaan saya mulai terbiasa. Saya merasa justru dengan berpindah-pindah ini, melakukan perjalanan panjang ini, saya mempunyai banyak teman, mempunyai pengalaman hidup, mempunyai cerita dan kenangan di setiap kota yang saya tinggali. Dan sejak saat itu saya sangat menyukai travelling. Menyukai sebuah perjalanan menuju kota atau tempat yang sebelumnya asing bagi saya. Dan yang paling saya sukai adalah di setiap sensasi melakukan travelling. Saya sangat sangat sangat terlalu excited jika akan melakukan sebuah perjalanan keluar kota. Dan saya sangat menyukai kegiatan ber-packing ria. Selalu saya bayangkan apa yang akan terjadi di sana, apa yang akan saya bawa, apa yang akan saya kenakan. Semuanya rinci. Haha. Sampai kawan-kawan saya hafal dengan kebiasaan saya saat akan melakukan travelling. Teman-teman saya baru packing malam sebelum keberangkatan, tetapi saya sudah packing sehari atau dua hari sebelumnya. HAHAHA!

Entahlah. Saya suka dengan sensasi di saat melakukan travelling. Kepanikan-kepanikan kecil saat akan berangkat, pengalaman-pengalaman lucu di dalamnya, dan yang terpenting perasaan excited yang terus ada di kepala saya. Rasanya ingin berteriak dan tertawa bahagia. Hehe. Maafkan saya jika perasaan saya terlalu berlebihan.

Travelling terkadang identik dengan backpacker. Saya ingin sekali merasakan backpacker-an. Sebab selama ini yang saya rasakan, travelling saya bukanlah sebuah travelling ala backpacker. Masih berupa wujud wisatawan domestik. Walaupun dengan usaha pengeluaran se-minim mungkin. Hehe. Backpacker adalah para penikmat travelling yang irit. Bagaimana caranya agar tetap dapat melakukan travelling dengan pengeluaran se-minim mungkin. That was so cool! Dan backpacker identik dengan tas ransel gunung yang mampu menampung semua barang. Saya sering melihat bule-bule seperti itu. Sangat menyenangkan!

Saya masih bisa dikatakan bukan sebagai seorang travelling sejati. Atau backpacker handal. Belum seperti itu. Kota-kota yang baru saya datangi masih bisa dihitung tangan. Tetapi walaupun begitu, saya memang sangat cinta dengan travelling. Saya mempunyai kota-kota impian yang ingin saya datangi. Seperti Semarang (dengan arsitektur kuno khas mereka), Jogja
(lagi dan untuk kesekian kalinya), Solo (karena saya sempat membaca blog seorang teman yang
menceritakan kota lama Solo), Bangka Belitung (dengan pantainya yang jernih sekali!), dan banyak tempat lainnya!
Saya ingin mengelilingi Indonesia. Baru setelah itu saya menjajal backpacker ke luar negeri. Saya ingin berkeliling Eropa. Terutama ke London, Belanda, dan Paris. Waoww! Impian saya memang. Apa salahnya bermimpi seperti itu. Who knows tiba-tiba saya bisa berangkat ke sana. Amiinn.. :D

Oke, mungkin cukup sekian dulu sharing tentang cerita saya.
Thx for read. See u again at another story! :)

20 November 2010

Selamat berjumpa kembali, Bandung! (Part 2)

Well, hari kedua di Bandung. Rombongan kamar saya lengkap sudah. Resti dan Uut capcus menuju penginapan setelah mereka tiba di stasiun. Selama menunggu mereka perjalanan menuju penginapan, saya dan tiza jalan-jalan pagi di sekitaran Dago. Disana ada icon Bandung yang katanya klien kawan saya, kalau belum foto disana itu artinya belum ke Bandung.
Mm.. saya penasaran. Kok sampe segitunya..
Untung hari itu masih pagi dan tidak terlalu panas. Lumayan juga ditempuh dengan berjalan kaki. Tapi cukup seru. :)

.bdg

Oh ya by the way, trotoar di sepanjang jalan Dago ini mempunyai ciri khas. Terdapat dua bagian warna pada trotoar ini. Warna cokelat dan warna biru.
Mengapa dibedakan menjadi dua warna? Warna cokelat adalah untuk pejalan kaki dan warna biru untuk pengemudi sepeda. Jadi pemerintah kota Bandung memang menyediakan jalur bersepeda yang aman bagi warganya. Dan memang setiap akhir pekan, daerah Dago ini ditutup untuk car free day. Sama seperti di sepanjang Taman Bungkul Surabaya. Menarik sekali! ;D

trotoar multifungsi



Nah, ini dia. Icon ini rupanya bertuliskan bdg dan tepat diseberangnya ada 4 huruf besar berwarna merah berbunyi D A G O. Sangat eye catching sekali! Dan sesuai kata klien kawan saya tadi, berfoto-fotolah kita bak turis.
"Ini pak! kita udah ke Bandung" Hahaha :p

Setiap huruf mewakili image daerah Dago ini. Huruf D bergambar sendok dan garpu yang artinya daerah Dago ini menawarkan banyak wisata kuliner. Huruf A bergambar seperti bintang atau semacam bunga kembang api, yang mungkin artinya adalah kawasan Dago merupakan kawasan entertainment yang terdiri dari bermacam-macam factory oulet. Lalu huruf G bergambar wayang-wayang yang mungkin artinya walaupun merupakan kawasan perbelanjaan dan kuliner, namun tetap terdapat unsur kebudayaan Bandung. Dan yang terakhir yaitu huruf O. Sebenarnya saya juga tidak terlalu paham apa maksudnya. Huruf O ini bergambar huruf V yang bertumpuk-tumpuk dan akhirnya membentuk sebuah segitiga. Mungkin itu lambang sawah ya? hehe. Saya juga tidak terlalu paham.



D A G O on me


***

Menjelang siang hari, kita jalan-jalan ke daerah KAA-Braga. Uwooh! 2 tempat itu adalah cita-cita saya jika akan mengunjungi Bandung lagi. And this is it! Terkabul! :D
Well, gedung Museum Konperensi Asia Afrika ini merupakan gedung tua dan sangat bersejarah. Arsitekturnya yang khas menjadi daya tarik utama. Dan gedung ini tetap terjaga baik dan aseli. Begitu bahagianya saya dapat mengunjunginya! (Laa laaa laaaa...)
Walaupun museum KAA-nya tutup, tapi tak apalah. Minimal saya sudah berada di lingkungan KAA dan sekitarnya. Dan lagi-lagi saya kalap. Bingung ingin memotret semua bagian dan setiap sudut. Baik dengan kamera digital ini atau dengan kamera prima 35. Semuanya "minta" diabadikan. Dan saya? sudah tertinggal jauh dengan rombongan saya. yeah.


..dan sebagian foto-foto museum KAA dan sekitarnya..


Gedung depannya gedung Merdeka *lupa namanya apa.maaf*

(Ki-Ka: Tabib Wahid Mwan house, Gedung PWI, Gedung Merdeka's picture by Kiki, Gedung Merdeka tampak samping)





dan "sedikit" bernarsis ria dengan sebagian kloter DESPRO ITS :)




***




Setelah dari KAA, kami mampir ke Braga. Inilah kenapa saya sangat sukaaa sekaliii ke KAA dan Braga!
Saya sangat addict terhadap gedung-gedung kuno. Beserta suasana yang mengikuti di sekitarnya. Jadi, jangan heran kalau saya yang paling lama berjalan dan yang paling histeris jika berada di situasi seperti ini. HAHA! :))


Daerah Braga ini mengingatkan saya dengan daerah Kuta Square di Bali. Sama-sama ramai oleh kendaraan dan pejalan kaki. Sama-sama tidak menggunakan aspal pada jalan yang dilalui oleh kendaraan bermotor. Dan sama-sama menjual barang seni.
Bedanya bule-bule yang berseliweran di Kuta Square lebih banyak daripada di Braga.
Di Braga ini lebih banyak menjual lukisan. Mulai dari yang diletakkan di dalam sebuah galeri hingga di pinggir jalan. Sebuah pemandangan yang unik :)




Kelar jepret-jepret, (dengan terpaksa) saya mengikuti rombongan teman capcus ke Cihampelas. Disana juga sudah menunggu kawan-kawan yang lain. Semuanya pada bilang "Ciwalk-Ciwalk". Saya bingung. Ciwalk apaan sih? Perasaan ya sama aja deh kayak dulu. Jalanan macet dengan toko-toko di kanan-kirinya.
Tapi sepertinya saya harus ternganga sendiri. Ciwalk bagus banget! Arsitektur gedungnya yang sangat urban style mengingatkan saya kepada Bapak Ridwan Kamil. Arsitek handal yang berdomisili di Bandung, pengajar di ITB, muncul di iklan classmild sebagai arsitek ternama dan saya merupakan salah satu fans beliau. Hehehe.
Cuman sayangnya saya gak sempet muter-muterin semuanya. Ahh.. lain kali kalau saya ke Bandung, list pertama saya adalah Ciwalk. Hha!

Suasana kontras terlihat antara Cihampelas dan Ciwalk. Padahal mereka bertetangga. Cihampelas ini masih macet seperti dulu. Dengan pertokoan di kanan dan kiri yang cukup ramai. Arsitektur bangunannya pun sesuka hati dan semau yang punya. Ada patung-patung Spiderman, Batman, sampai Superman. Tokoh superhero-nya lengkap uey! Beda dengan Ciwalk yang lokasinya persis di belakang pertokoan yang lebih modern dan urban. Hmm.. memang Ciwalk ini tergolong bangunan baru sih. Jadi desainnya memang yang sedang in.





salah satu bangunan urban di Ciwalk



Oh iya. Sampai lupa. Es krim durian. Spot ini diserbu teman-teman kampus saya. Dengan beberapa scoop eskrim, tambahan ketan dan sebutir durian jadi cemilan favorit teman-teman saya. Haha.

bersama uut penjual ice cream durian (haha)

Kelar sudah perjalanan hari ini.
To be continued yaa di part 3 dengan Pasar Seni ITB :)

13 November 2010

my clown, let me know you

Jika berbicara tentang badut. Saya merupakan orang yang takut terhadap badut. Mungkin saat ini saya sudah tidak takut lagi. Tetapi waktu kecil saya sangat-sangat-sangat takut badut. Apalagi badut import dari luar negeri. Yang dandanannya lebih banyak macemnya. Lebih baik saya kabur dan menghilang.

Ketika dewasa, saya tahu fungsi badut adalah menghibur anak kecil. Tapi kenapa dulu waktu saya kecil saya bukannya terhibur. Tapi malah takut dan kabur.
Well, bagi yang berprofesi menjadi badut, berdandanlah secara wajar. Karena semakin heboh kau berdandan, bukan dikagumi, tetapi anak-anak malah semakin takut. Dan KABUR.
Saya agak kasihan jadinya kepada orang yang berprofesi sebagai badut. Niatnya kan menghibur, tapi kok malah tangisan yang menjadi. *maaf ini kalo opini saya ngawur :)


***

Sudah cukup berbicara tentang badut-badut horor itu. Badut yang akan saya ceritakan adalah manusia yang lucu. Bukan berarti badut-badut diatas bukan seorang manusia. Mereka manusia sama seperti kita. Hehe.
Oke baik. Akan saya perjelas lebih spesifik. Badut ini adalah seseorang yang suka menghibur, yang suka memberikan guyonan. Dan saya sama sekali tidak takut dan kabur dengan badut yang satu ini. Karena dia tidak mengenakan kostum badut dan berhias ala badut-badut import.

Entahlah. Kenapa saya menyebutnya dengan badut. Yang saya tau, si badut satu ini humoris dan jayus. Haha. Tapi terimakasih, berkat si badut satu ini, Alhamdulillah saya bisa move on.
Ada sesuatu di masa lalu yang memang harus saya lupakan. Terimakasih.
Oke. let me know you, my clown! :)



4 November 2010

it's just a boy without ears, eyes, and heart

Banyak yang menyangka judul ini ada sangkut pautnya dengan pacarlah, teman lelakilah dan pendapat-pendapat sejenis yang lain. Bukan. Ini bukan tentang itu semua. Ini adalah tentang saudara. Saudara sedarah atau yang sering disebut adik lelaki.

Saya punya seorang adik lelaki. Kami hanya beda setahun. Adapula adik saya yang perempuan. Cukup jauh jarak kami. Kurang lebih 6 tahun.

Mungkin karena kami sama-sama berbintang Sagitariusnya atau karena jarak kelahiran kami sama dekatnya, maka sering timbul percekcokan. Saya rasa hal ini wajar. Dalam hal persaudaraan wajar timbul perselisihan. Dan pasti akan selesai dan berbaikan dengan sendirinya. Sampai disaat saya dan adik lelaki saya mengalami perselisihan lagi. Tetapi pas ketika di saat lebaran, kami bisa berbaikan. Dan kembali bicara satu sama lain seperti dulu lagi.
Saya sangat senang saat itu. Alhamdulillah kami bisa bareng lagi..

Tapi ternyata itu tidak bertahan lama. Beberapa hari yang lalu kami mengalami perselisihan lagi. Dan itu fatal! Saya sudah benar-benar hilang akal. Tak tau harus bagaimana lagi. Saya sendiri sudah capek harus begini terus.

Lagi-lagi karena masalah sepele. Dan ia tidak mau mendengarkan atau melihat dari sudut pandang orang lain. Mengapa masalah itu sampai dibuat seribet ini.

Malam harinya saya menangis. Saya sudah muak. Saya butuh mama disaat itu untuk berkeluh kesah. Untuk menumpahkan semua unek-unek saya. Mengapa tidak ke ayah saya? Saat itu beliau sedang tugas diluar kota. Dan saya cukup tahu diri. Saya tidak akan mengganggu beliau yang sedang mencari nafkah. Sudah cukup dengan segala keruwetan masalah kantor.
Oke baik. Akan saya pendam. Semoga kuat.

Tengah malam. Buntu karena tidak dapat berpikir dan mengerjakan tugas, saya online. Saya chat dengan sahabat saya. Tiba-tiba saya curahkan semua unek-unek saya. Lega. Dan saya menangis lagi.
Terserah orang bilang saya cengeng atau apalah. Tapi disaat itu memang puncaknya. Saya lelah dan sangat merindukan mama.

Saya teringat dengan kata-kata teman saya, dia juga sering mengalami hal seperti ini dengan adik lelakinya.
(berikut kebawah adalah chat teman saya)

Pernahkah berpikir tidak adik seperti itu karena kurang kasih sayang. Dia terlalu jauh dengan kehangatan kehidupan keluarga dan dia menutupi dengan berusaha tegar dan sok cuek. Cara dia marah-marah/membentak itu adalah ungkapan bahwa ia butuh orang yang disayanginya. Selama ini perhatian jauh, mamamu sudah tiada, ayahmu dinas diluar kota, nenek terkadang mungkin dia malu/gengsi, kakak dan adiknya pun sudah sibuk dengan tugas dan kesibukan masing-masing. Dan kenakalannya yang sembrono, awut-awutan itu pertanda ia jauh dari seorang ibu. Akhirnya pelampiasan itu ditumpahkan kepada kakak wanitanya yang ia anggap dapat menggantikan ibunya, yang mengerti akan egonya, yang mau menerima semua amarahnya. tapi kita hanyalah seorang kakak, bukan seorang ibu.

Kita tidak sesabar ibu yang mengerti dan mau menerima segala tingkah laku anak. Tetapi kita mencoba mengerti akan semua hal ini dan berusaha berpikir logis dan sabar. Tetapi lagi-lagi, kita hanya seorang kakak yang terkadang muncul sifat ego. Kuncinya adalah sabar dan tetap berusaha berkomunikasi.

Mengapa Allah memilih kita sebagai seorang kakak. Karena Allah tau kita mampu untuk menjalani ini semua.
Kenakalan manusia itu ada batasnya. Nanti ada saatnya dimana semua itu akan terbuka. Ada cerita seperti ini, " Ada kotak besar yang harus kita pindahkan ke tempat lain dan kita berusaha mati-matian untuk mengangkat namun tidak kunjung berpindah. Kita coba lagi. Terangkat sedikit tetapi hanya berpindah beberapa sentimeter. Ketika capek, kita letakkan dulu. Biarkan. Kemudian coba lagi dan coba lagi. Tetapi ketika kotak besar itu tidak kunjung berpindah walaupun kita sudah berusaha mati-matian, letakkan saja. Biarkan. Kita tinggalkan saja dulu dan mencoba mengangkatnya disaat yang tepat "
Dan kesimpulan dari cerita diatas adalah, kita terlalu terfokus pada masalah itu saja. Sampai-sampai kita tidak melihat lingkungan sekitar yang masih bisa diangkat. Sama halnya dengan adik kita. Ketika dia susah untuk diangkat, letakkan dulu dan diamkan. Nanti pasti akan terpikir bagaimana cara mengangkatnya.
***

Hmm.. yang pasti saat ini saya berusaha baik. Walaupun dia tidak pernah tau atau tidak mau tau usaha saya, sebagai kakak saya berusaha sebaik mungkin. Usaha ini akan selalu dihargai oleh Allah. Bismillah.. :)

***
Dear God,
Semoga masalah ini bisa selesai dan kami bisa seperti dulu lagi. Amin.

14 Oktober 2010

Selamat berjumpa kembali, Bandung! (part1)



Keberangkatan saya kali ini ke Bandung adalah yang ketiga kalinya. Yang pertama dan yang paling ndeso adalah sewaktu saya nebeng acara ayah saya yang kebetulan sedang bertugas di Bandung. Itu adalah the first time buat saya menapakkan kaki di Bandung. Bisa disimak gimana ndesonya saya di sini dan di sini.

Yang kedua, ketika saya dan teman-teman saya mewakili kampus menjadi delegasi dalam PRA-TKMDII di Universitas Maranatha Bandung. PRA-TKMDII ini adalah pematangan konsep untuk acara TKMDII di bulan Januari/Februari 2011 nanti

(it's mean, saya bakal ke Bandung lagi. YAY!)

Oh ya, TKMDII ini adalah Temu Karya Mahasiswa Desain Interior Indonesia. Dan TKMDII merupakan acara rutin dari mahasiswa-mahasiswa interior se-Indonesia. Tahun lalu ISI Jogjakarta yang menjadi tuan rumahnya.


Dan yang ketiga adalah dalam rangka mengunjungi Pasar Seni ITB. Saya bela-belain! haha!
Saya sangat antusias karena ketika membaca blog mereka, saya melihat wishlist band-band yang bakalan main disana. Jujur, yang bener-bener membulatkan tekad saya untuk berangkat adalah THE BIRD AND THE BEE dan FRAU.

Tiga orang itu (yang padahal masih belum tentu jadi manggung di sana) bener-bener membuat saya terobsesi untuk hadir. Hahaha! Dan pada kenyataannya yang jadi tampil hanya si FRAU. It's ok! Yang penting berangkaaattt !! :D

***

Mumpung lagi ada di Bandung, waktu yang ada tidak boleh disia-siakan. Kebetulan penginapan saya dan teman-teman dekat dari mana-mana. Jadi modal kaki sudah disiapkan.
i'm ready, beibehh!

Kebetulannya lagi, tempat untuk wacana riset saya di daerah Dago juga *thanks God!
Saya mau cerita sedikit. Agak melenceng dari Pasar Seni ITB. Hehehe.

Walini Tea Gallery ini adalah tempat yang bakalan saya datengin buat riset. Cafe ini kepunyaan PTPN VIII di Bandung. Masih inget gedung Boscha di film Petualangan Sherina? Disanalah PTPN VIII berada dengan perkebunan teh Malabar mereka.

Cafe ini sangat menyenangkan dan nyaman di dalamnya. Interiornya sangat manis dengan dominasi tampilan bunga-bunga (menurut saya kok agak berkesan style victorian) pada buku menu, sarung pada kursi, taplak meja, hingga botol merica dan garam.
Sebagai partisi mereka gunakan rak gantung yang berisi toples-toples lengkap dengan serbuk-serbuk teh hasil perkebunan teh. Yang saya suka adalah, cafe ini tidak membutuhkan AC atau pendingin sejenisnya. Sebab, partisi antara ruang dalam dan ruang luar hanya dibatasi oleh susunan kayu yang disusun horizontal. Sehingga udara yang masuk cukup banyak. Dan ditunjang dengan dinginnya kota Bandung.

Saya membayangkan, bagaimana jadinya jika cafe ini dipindah ke Surabaya. Mm.. udara panas mungkin yang didapat. Ohh Surabayaku tercinta..




suasana yang membuat nyaman



toples teh dan "perkebunan teh mini"



natadecoco at tea *unik!


hi!


Walaupun hujan sempat mengguyur kota kembang ini, tapi yang biasanya kalau sudah hujan dan mendung saya jadi orang pemalas sedunia, saat itu semangat saya masih tetap membara. Ehm, saya jadi berpikir, gimana caranya semangat membara ini saya terapkan ketika di Surabaya walaupun dengan kondisi mendung dan hujan. PR saya. Catat!

Di hari pertama ini, saya-tiza-kiki sempat mengunjungi perpustakaan FSRD ITB. Hehehe.. kerajinan banget yak? Jawabannya lagi-lagi adalah "mumpung di Bandung"
Kesempatan itu saya gunakan untuk menemukan referensi riset. Syukur2 kalau nemu. Lumayan. Hohoho..

Suasana FSRD saat itu adalah berantakan. Persiapan dimana-mana. Instalasi karya dan sejenisnya berserakan. Waoww! Takjub. Bener-bener hebat persiapannya. Anyway, kami juga sempat bertemu dengan dosen kami yang sedang menuntut ilmu S2-nya. Wiihh saya juga kepengen jadinya nerusin S2 di Bandung. Tapi kalau dapet beasiswa di luar negeri (Eropa), wah dengan senang hatiiii! :D


Amiinnn...