Kenapa penelitian saya memakan waktu yang agak lama?
Untuk yang selalu bertanya-tanya kapan saya sidang, untuk yang selalu bertanya-tanya ada masalah apa dengan penelitian saya, untuk yang bertanya-tanya bagaimana prosedur penelitian saya, untuk yang bertanya-tanya mengapa penelitian saya sepertinya susah sekali, untuk yang bertanya-tanya ini dan itu..
Well, bukan mau menyalahkan siapapun, tapi mungkin memang dari awal latar belakang penelitian saya kurang kuat, hingga sampai di semester 3 saya masih berganti-ganti judul, ya walaupun kenyataannya (jujur) di semester 3 saya (dan sebagian besar teman satu kelas) tidak merasa mendapat pencerahan pada thesis masing-masing pada salah satu mata kuliah utama (yang berjumlah 4 sks) yang nantinya akan menjadi penentu masa depan thesis di semester akhir. Dan yang cukup saya sayangkan, mengapa pembagian dosen pembimbing tidak dari semester 2 atau setidaknya awal semester 3, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian tidak terlalu mepet dan lebih matang. Tapi yasudahlah, mungkin memang itu yang terbaik menurut kebijakan kampus.
Pada saat masuk semester akhir, proposal mengalami perubahan. Oke, memang setiap mahasiswa memang mengalami penyesuaian dengan dosen pembimbing masing-masing. Namun masalah datang pada saat proposal penelitian saya mengharuskan untuk ganti dosen pembimbing kedua. Setelah ganti dosen pembimbing, masalah belum berhenti sampai disitu. Pada saat proses bimbingan, dosbing dua (dosen pembimbing) memberitahu bahwa ada salah satu thesis terdahulu yang mungkin dapat saya jadikan acuan karena masalahnya serupa. Namun saat saya cari di perpustakaan, internet, dll tidak saya temukan thesis tersebut, hingga akhirnya saya mendapatkannya via senior saya berupa pdf. Usut punya usut ternyata thesis tersebut tidak ada di perpustakaan, baik di komputer maupun di rak buku. Pada saat saya tanyakan kepada ibu perpus, beliau mengatakan bisa jadi thesis tersebut nilainya tidak bagus sehingga tidak masuk ke dalam perpustakaan (kalau tidak salah nilai A dan AB saja yang masuk ke dalam perpustakaan). That's why saya tidak menemukan thesis dengan nama dan judul yang dimaksud dosbing saya.
Singkat cerita, ketika saya pelajari thesis tersebut, saya cukup kaget karena kurang lebih penelitian saya mirip dengan thesis tersebut, bedanya saya mengambil dari sisi sikap dan persepsi dan bersifat kuantitatif. Begitu saya konsultasikan kepada dosbing satu, ketakutan saya terbukti. Beliau menyarankan untuk brainstorming kembali alias rombak ulang proposal saya. Beliau pesimis jika penelitian saya arahkan sebagai penelitian lanjutan dari thesis sebelumnya. Lemes? Jelas. Pusing? Absolutely. Nangis? Jangan ditanya. Inilah jawaban mengapa penelitian saya agak lama. Karena 1 semester yang semestinya digunakan untuk preview 1, preview 2, kolokium dan sidang, saya gunakan untuk brainstorming dan memfokuskan serta mempertajam penelitian saya. Yang dimana semestinya proses ini dilakukan di semester 3 di mata kuliah utama berjumlah 4 sks tersebut. Intinya saya tertinggal 1 semester untuk mempertajam kembali penelitian saya. Hingga akhirnya fokus, tujuan dan arah penelitian dapat saya tentukan menjelang akhir semester 4 dan dapat maju preview 1 setelah lebaran. Rasanya? Tak terkira. Setelah jungkir balik mencari tujuan dan fokus penelitian serta kesamaan visi dan misi dengan kedua dosbing, akhirnya kembali satu suara.
Untuk yang bertanya apa sih yang saya teliti? Mengapa seribet itu? Projek atau kajian sih kok sampai memakai eksperimen? And the blablablabla...
Kalau boleh dibilang, penelitian saya mungkin disebut percampuran antara ilmu desain dan psikologi. Saya tahu dan sadar dari awal kalau penelitian saya ini "agak" susah karena harus menilai persepsi seseorang dari eksperimen yang nantinya saya lakukan pada penelitian. Tapi entahlah, saya seperti penasaran dan tertarik ingin membahas serta meneliti mengenai persepsi lebih jauh. Konsekuensinya ya memang harus sabar, telaten, dan kuat. Karena rangkaian proses yang sedemikian rupa yang tidak semudah penelitian kualitatif.
Penelitian saya membahas mengenai persepsi dan sikap konsumen akan sebuah ruang interior (detailnya soon, setelah thesis saya rampung yaa). Penelitian ini menggunakan stimulus beberapa kondisi interior yang dinilai responden via kuesioner. Nah, proses yang lumayan ribet dan membuat penasaran dan jungkir balik adalah pada studi eksplorasinya. Singkat cerita, saya harus menemukan atribut untuk membuat stimulus interior sesuai dengan tujuan penelitian. Studi eksplorasi mulai dari penelitian sebelumnya, studi literatur hingga bertemu dengan narasumber dan expert yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada sesi expert inilah yang mengharuskan saya bertemu pakar-pakar interior dan arsitek yang memberi banyak pengalaman dan pengetahuan untuk saya secara pribadi. Mungkin nanti postingan yang akan datang saya bahas masing-masing expert pada penelitian saya.
Setelah saya menyelesaikan studi eksplorasi tersebut, langkah selanjutnya adalah melakukan eksperimen dengan membuat stimulus interior berupa gambar 3D dengan beberapa kondisi yang kemudian dinilai via kuesioner oleh responden dan diolah secara kuantitatif. Setelah hasil berupa angka keluar, barulah bisa diambil kesimpulan dari penelitian saya. Dan untuk saat ini, saya sedang menyelesaikan studi eksplorasi dan akan segera beranjak menuju eksperimen.
Untuk yang selalu bertanya-tanya, semoga mengerti dengan penjelasan saya di atas haha. Doakan saya bisa maju sidang dan dinyatakan lulus tahun 2015 ini yaa.. Target dan inginnya sidang dan kelulusan nanti jadi kado ulang tahun untuk diri saya sendiri. Mohon doanya. Semoga penelitian saya dimudahkan, dilancarkan dan sesuai target. Aamiin..